Juara dunia Formula One (F1) 2016 Nico Rosberg secara mengejutkan mengumumkan pengunduran dirinya dari kompetisi balap jet darat tersebut, Jumat (2/12/2016). Pernyataan itu disampaikan pebalap Jerman berusia 31 tahun tersebut lewat akun media sosial Facebook.
Keputusan mundurnya Rosberg tersebut mengejutkan para pecinta balap F1, apalagi dirinya baru saja merengkuh gelar juara dunia pertamanya. Kiprah Rosberg di dunia balap menjadi sorotan dalam tiga musim terakhir yang didominasi Mercedes, Rosberg bersaing memperebutkan juara dunia dengan rekan satu timnya, Lewis Hamilton
Hamilton berhasil mengalahkan dirinya pada musim 2014 dan 2015, namun pada musim ini Rosberg lah yang menjadi juara dunia. Pertemanan keduanya sebagai rekan satu tim pun tak selamanya mulus.
Bahkan, persaingan dalam satu tim itu mengingatkan pada persaingan Ayrton Senna dan Alain Prost di tim McLaren pada akhir dekade 1980-an silam.
Sebelum memutuskan mundur, Rosberg mengungkap terang-terangan tentang hubungannya dengan Hamilton. Kedua pebalap itu sendiri bisa disebut mengembangkan karier di dunia balap dalam waktu sama dan berteman sejak masih remaja.
“Kami berteman baik selama 15 tahun lalu dan, pastinya, saya masih memiliki hormat, bahkan jika muncul momen-momen yang sulit,” tukas Rosberg seperti dilansir Sky Sports.
Diakui Rosberg pertemanan dirinya dan Hamilton memang tak selamanya mulus, apalagi terkait persaingan di lintasan balap. Keduanya adalah rival di lintasan balap bahkan sejak masih berkompetisi di balap Kart.
“Lingkungan itu telah membuat anda tidak bisa menjadi kawan. Kami adalah rival yang bersaing di luar sana untuk menjadi juara sepanjang waktu, anda tidak bisa menjadi kawan. Sepanjang salah satu pria tidak menerima pria lain lebih baik, dan menjadi yang kedu, anda tidak bisa menjadi kawan – itu sulit,” ungkap Rosberg.
Meskipun begitu, Rosberg menyatakan dirinya menikmati persaingan di sirkuit bersama dengan Hamilton sepanjang kariernya. Dan, memang itulah yang ia lakukan sejak di Kart hingga akhirnya memutuskan untuk mundur dari F1.
Dalam seri terakhir penentuan gelar juara dunia 2016 di Abu Dhabi pada 27 November 2016, Hamilton sempat dituding berusaha merusak peluang Rosberg menjadi jawara. Hamilton yang menjadi pemimpin balap disebut sengaja memperlambat laju mobil agar Rosberg mendapatkan tekanan dari Sebastian Vettel dan Max Verstappen.
Hamilton juga tidak mengindahkan perintah dari tim untuk mempercepat lajunya dengan menyebut ia nyaman dengan pengurangan kecepatan yang dilakukannya itu. Namun, Rosberg bisa mengatasi tekanan itu dan tetap finis di urutan kedua sehingga poinnya di klasemen akhir pebalap tetap di atas Hamilton.
“Mungkin terdengar naif, tapi itu bukanlah sesuatu yang perlu kami bicarakan. Sangat mudah untuk memahami tim ini karena kami sudah bekerja bersama sepanjang tahun. Kami tidak akan mengubah taktik hanya untuk satu balapan saja,” kata Rosberg.
“Di saat yang sama, saya bisa memahami dari sisi Hamilton. Saya paham ia ingin mencoba sesuatu. Kami akan melupakannya dan tidak perlu membahasnya,” tambah Rosberg.
Terkait ulahnya di Abu Dhabi, Hamilton disebut berisiko kehilangan kontrak 30 juta poundsterling atau sekitar Rp 550 miliar dari Mercedes.
“Sikap anarkis tidak akan bekerja di tim manapun dan di perusahaan manapun,” kata Wolff dikutip Daily Mail, Senin (28/11/2016).
Ketika ditanyai apakah perbuatan itu akan membuat Hamilton terkena penangguhan kontrak, dengan tegas Wolff menyebut “semuanya mungkin”.
Sumber foto: olahraga.kompas.com