Paolo Dybala adalah salah satu pemain yang dicap paling potensial di masa-masa awal karirnya bersama Palermo pada tahun 2012. Pemain asal Argentina ini bahkan diberi julukan La Joya (The Jewel/ Sang Permata) dan kian berkibar di 3 musim awal kepindahannya ke raksasa Italia, Juventus. Puncaknya, Dybala meraih penghargaan sebagai Most Valuable Player Serie A musim 2019/2020.
Meski berhasil meraih 5 scudetto beruntun, Dybala juga pada akhirnya gagal memberika gelar Eropa bagi Juve dan hanya berhasil membawa mereka ke posisi runner-up di musim 2016/2017.
Setelah pandemi COVID-19 menyerang, Dybala nampak tak seperti pemain yang sama. Kini Ia lebih banyak berkutat di ruang perawatan dan hanya bermain sebanyak 20 kali serta mencetak 5 gol saja di musim 2020/2021. Musim ini tak jauh berbeda, Dybala hanya bermain sebanyak 21 kali dan baru mencetak 13 gol. Meski ada peningkatan, Dybala dianggap tak hadir kala sangat dibutuhkan dan lebih banyak merengek di situasi sulit. Proses perpanjangan kontraknya pun terus mandet hingga akhirnya Juventus memutuskan untuk melepas sang permata secara cuma-cuma pada bursa transfer musim panas nanti.
Kedatangan Vlahovic pada bursa transfer musim dingin kemarin juga mempengaruhi keputusan Juventus untuk tak memperpanjang masa kontrak pemain bernomor punggung 10 tersebut. Diketahui, sejumlah klub besar seperti Inter Milan, Barcelona, hingga Atletico Madrid meminati jasa Dybala di musim depan.
Dybala perlu benar-benar mempertimbangkan klub barunya dengan cermat. Jika tidak, bisa saja kesempatannya untuk ikut serta ke Piala Dunia 2022 bersama Argentina akan kandas. Tahun lalu, Dybala sudah gagal ikut meraih kejayaan bersama tim nasional Argentina di ajang Copa America Brazil. Jika masih mau dipertimbangkan sebagai salah satu pilar penting timnas, Dybala perlu mengembalikan performa terbaiknya dengan klub manapun yang akan menjadi pelabuhan barunya di musim 2022/2023 mendatang.