Musim ini berjalan sangat menarik bagi Arsenal. Setelah mengalami performa yang naik turun hingga harus terkapar di posisi ke-6 sementara di ajang Liga Primer, Arsenal juga didera permasalahan dalam meyakinkan para pemain mereka untuk memperpanjang kontraknya di Emirates Stadium. Alexis Sanchez pada akhirnya bertukar tempat dengan Henrikh Mkhitaryan. Mesut Ozil dan Jack Wilshere dikabarkan belum juga mau menandatangani kontrak baru. Serta semakin kencangnya rumor kedatangan Pierre Emerick Aubameyang dan juga Johnny Evans. Sungguh membuat sakit kepala bagi para pendukung setia Arsenal.
Satu yang tidak banyak berubah adalah mereka yang terus menyuarakan agar Arsene Wenger mundur dari jabatannya sebagai pelatih utama Arsenal sesegera mungkin. Kepemimpinan Wenger dianggap telah memasuki masa kadaluarsa dan taktik serta suaranya tak lagi dipercaya mampu mengeluarkan yang terbaik dari para pemain.
Namun, di dalam segala kekecauan tersebut, Arsenal melaju hingga partai puncak di ajang Piala Liga Inggris yang kini disebut sebagai Carabao Cup. Menghadapi Chelsea yang lebih diunggulkan, Arsenal berhasil menahan imbang Chelsea tanpa gol di Stamford Bridges dan dini hari tadi (WIB) Arsenal mampu mempermalukan Chelsea di hadapan pendukung setia mereka.
Sempat tertinggal dari gol Eden Hazard di awal laga, Wilshere mengakui bahwa di 25 menit pertama mereka menyadari bahwa formasi yang mereka rencakan tidak berjalan baik. Gol bunuh diri Antonio Rudiger hasil tandukan Nacho Monreal menyamakan kedudukan dan mengubah arah jalannya pertandingan. Formasi awal 4-3-3 Arsenal berubah menjadi formasi 3-4-2-1 dengan Elneny sebagai jangkar di depan formasi 3 bek serta Monreal dan Ozil yang bermain sebagai false nine. Wilshere, bergantian dengan Ozil berperan bebas di atas lapangan sambil melihat kondisi terbaik untuk bergerak dan mencari ruang.
Hasilnya, Lacazette mampu menambah mimpi buruk Rudiger. Umpan Lacazette kembali menerima sentuhan dari kaki Rudiger hingga bola jatuh tepat di hadapan Granit Xhaka yang lalu dengan mudah menceploskan bola ke gawang Willy Caballero hingga membawa Arsenal berbalik unggul.
Kedudukan pun bertahan hingga peluit panjang dibunyikan dan membawa Arsenal kembali maju ke laga final di Wembley sebanyak 4 kali dalam 5 tahun terakhir. Bahkan Arsenal mampu meraih 9 kemenangan dari 10 laga terakhir mereka di Stadion utama tim nasional Inggris tersebut.
Di laga pamungkas 25 Februari mendatang, Manchester City dan Pep Guardiola telah menunggu untuk menjegal langkah Arsenal meraih trofi Piala Liga pertama mereka semenjak tahun 1993. Hal ini berarti Arsene Wenger akan berusaha meraih satu-satunya trofi domestik yang belum pernah mampu Ia raih. Meski telah mengoleksi 3 gelar juara Liga Primer dan 7 buah medali Piala FA, Wenger selalu kalah di laga pamungkas Piala Liga di tahun 2007 dan 2011.
Apakah Wenger memang menunggu kesempatan ini untuk melengkapi koleksi trofinya di tanah Inggris sebelum memutuskan untuk pensiun? Bahkan Arsenal masih berpeluang meraih trofi pertama mereka di Eropa bersama Wenger dalam ajang Europa League.
Mari kita tunggu dan saksikan nasib apa lagi yang akan dialami oleh Arsenal beserta seluruh pendukungnya di sisa musim 2017/2018 ini.