Alexis Sanchez.
Seandainya saja Ia bertahan di Arsenal. Mungkin kini kita bisa melihat sepak terjang mengerikan dari kuartet Alexis, Laca, Auba, dan Ozil. Mungkin saja nama Nicolas Pepe takkan pernah menghiasi susunan pemain Arsenal. Atau mungkin waktunya saja yang akan mundur sebelum Pepe benar – benar datang ke Arsenal. Mungkin saja, seandainya Alexis bertahan Arsenal sudah mengoleksi trofi pertama mereka di Eropa kala berkunjung ke Baku.
Seandainya saja Ia bermain baik di Manchester United. Mungkin kini nama Andreas Perreira serta Jesse Lingard takkan sering terdengar. Bisa saja Daniel James akan datang tanpa bisa banyak menikmati menit bermain. Mungkin saja Martial dan Rashford akan menjadi lebih subur berkat servis yahud Alexis. Mungkin saja Lukaku dan Alexis tak perlu sulit – sulit berkemas dan menjalani adaptasi baru bersama Conte di Inter Milan. Mungkin saja United sudah finis di posisi 4 besar atau bahkan menantang City dan Liverpool musim lalu.
Begitu banyak pengandaian yang terlintas di pikiran saya. Sungguh menyedihkan sekaligus menyenangkan melihat Alexis tak berdaya kala memutuskan untuk berkhianat ke sisi Manchester. Bayangkan saja, sosok salah satu pemain terbaik di Liga Inggris semenjak kedatangannya di musim 2014/2015 seakan jadi omong kosong belaka. 2 musim membela tim yang katanya terbaik di dunia dan bahkan memiliki pelatih yang juga terbaik di dunia itu Alexis hanya mampu mencetak 3 gol. Anda tidak salah baca.
Pendukung United tentu lebih mengingat aksinya bermain piano kala diperkenalkan sebagai pemain baru di Old Trafford. Setelahnya, tak banyak aksi Alexis yang membuatnya pantas menerima gaji per pekan tertinggi di Liga Primer. Saya bersyukur Ia tak mengikuti jejak langkah Van Persie. Kalau sampai kejadian, mungkin saja dengan sadar diri saya akan mengutuk keras nama Alexis setiap kali melihatnya di layar kaca.
Kini saya akan berbalik menjadi pendukungnya. Setelah 2 setengah musim yang begitu buruk, kini Alexis akan menantang Juventus yang dihuni para pemain super. Jika bisa menemukan jati dirinya yang lama menghilang, tak menutup kemungkinan duetnya dengan Lukaku bisa menciptakan badai baru yang lama tak terlihat di ajang Serie A. Tak heran jika nanti Lukaku atau Alexis akan bersaingan dengan Ronaldo sebagai calon kuat Capocannonieri musim 2019/2020.
Juventus, sebaiknya kalian berhati -hati.
—
Seandainya saja Juventus benar – benar dipersulit Inter musim ini, saya akan tertawa sendiri membaca artikel yang satu ini di masa depan.