Tottenham Hotspurs harus mengakhiri mimpi mereka dalam meraih titel juara Liga Inggris. Hasil seri 2-2 di Stamford Bridge mengukuhkan Leicester City sebagai yang terbaik setelah perolehan poin mereka tidak akan lagi terkejar oleh Tottenham.
Pertandingan yang diwarnai 12 kartu kuning, 9 diantaranya dikenakan untuk para pemain Tottenham, mengukir rekor tersendiri untuk perolehan kartu terbanyak untuk satu tim dalam satu pertandingan sepanjang sejarah Liga premier Inggris.
Bermain sebagai pemain pengganti di babak ke-2, Eden Hazard yang musim ini bermain di bawah standarnya kembali menjadi pemeran utama dalam penentuan gelar Liga Inggris selama 2 musim berturut-turut. Setelah tahun lalu meraih gelar pesepakbola terbaik di Liga Inggris, kini Hazard seakan mengingatkan kembali sosoknya yang telah lama hilang musim ini. Gol cantiknya membawa Chelsea meraih comeback sensasional setelah tertinggal 2 gol pada babak pertama.
Kedudukan seri pun bertahan hingga peluit akhir dibunyikan. Tottenham Hotspur menangis. Leicester City pun menangis.
Tangis bahagia serta pesta yang berlangsung di kediaman striker utama Leicester, Jamie Vardy terekam secara langsung melalui sosial media salah satu pilar Leicester, Christian Fuchs. Seluruh pemain Leicester berpesta, berpelukan, dan berteriak merayakan keberhasilan mereka dalam menciptakan sejarah.
Claudio Ranieri yang tengah melakukan perjalanan menuju Italia untuk duduk makan bersama sang Ibu tercinta mungkin menjadi orang terakhir yang mengetahui kabar sukacita ini. Sebuah prestasi yang mengubah sejarah telah ditorehkannya. Sesuatu yang mustahil kini telah menjadi nyata.
Jamie Carragher, salah satu legenda Liverpool berujar, “Ini merupakan suatu pencapaian paling luar biasa dalam sejarah sepakbola. Suatu hal yang tidak pernah terduga.”
Kisah Leicester seakan menenggelamkan dongeng-dongeng lain seperti kisah Yunani 2004, Denmark 1992, Istanbul 2005, Moscow 2008, atau dongeng klasik sepakbola lainnya di masa lalu. Bahkan tidak sedikit yang mengatakan bahwa kisah ini merupakan yang terbaik sepanjang sejarah dunia olahraga.
Saat diwawancara mengenai peluang Leicester City untuk meraih gelar juara beberapa minggu yang lalu Ranieri dengan tenang berkata, “Fans boleh tetap bermimpi, sedangkan kami harus tetap terus berusaha.”
Detik ini, mimpi tersebut sudah menjadi nyata. Air mata kini berubah menjadi tawa bahagia. Dan tawa bahagia itu akan berlanjut menuju sebuah pesta. Pesta yang akan tercatat dalam sejarah, sejarah yang bernamakan Leicester City.
Selamat tinggal kisah dongeng Cinderella.
Leicester City. The People’s Champion. The Champion of England.