Dua pelatih elite Eropa akan beradu taktik di Anfield. Pelatih Liverpool Juergen Klopp dan bos Manchester City Pep Guardiola akan unjuk kecerdikan saat keduanya bentrok di leg pertama perempat final Liga Champions 2017/2018, Rabu (4/4/2018) malam waktu lokal atau Kamis (5/4/2018) dini hari WIB.
Klopp dan Guardiola beberapa kali bersua karena sebelum ke Inggris mereka menjadi pelatih klub Bundesliga Jerman. Klopp di Borussia Dortmund dan Guardiola bersama Bayern Muenchen.
Bersama Liverpool dan Dortmund, Klopp memenangi enam dari 12 laga melawan Guardiola (bersama Manchester City dan Bayern). Sedangkan Guardiola memetik lima kemenangan, dan hanya satu pertandingan mereka berakhir seri. Itu berarti Klopp punya catatan kemenangan lebih baik atas Guardiola.
Rasio kemenangan Klopp atas Guardiola mencapai 50%, lebih tinggi dari Arsene Wenger (21,4%), bahkan Jose Mourinho sekalipun (21%). Di Liga Primer musim ini, Klop-Guardiola saling mengalahkan, dengan City menang 5-0 di Etihad Stadium pada September, sebelum Liverpool unggul 4-3 di Anfield pada Januari.
Gaya kepelatihan keduanya begitu mengakar, mereka punya prinsip yang begitu kuat. Klopp akan habis-habisan menyerang, sementara City akan bermain dengan penguasaan bola lalu melakukan serangan hebat, khas Guardiola.
Tapi, baik Klopp dan Guardiola disebut-sebut kerap menggunakan strategi Gegenpressing. Pengertian sederhananya, jika Anda kehilangan penguasaan bola, Anda menyerang orang yang telah memenangkan bola tersebut, ketimbang mundur untuk membentuk garis pertahanan, ini esensi dari catenaccio.
Baik Guardiola dan Klopp menggunakan Gegenpressing tetapi dalam penerapannya sangat berbeda. Menurut jurnalis Marti Perarnau, seperti dikutip Tim Rich, ketika tim Guardiola memenangkan bola, mereka cenderung menyalurkannya kembali ke setengah wilayah mereka. Sedangkan skuat Klopp pada umumnya terus menyerang untuk alasan yang sangat bagus, bahwa jika Anda kehilangan bola, Anda biasanya berada dalam posisi menyerang.
Boleh dikata, Klopp adalah lawan terberat Guardiola yang telah memenangkan enam laga, lebih dari pelatih lainnya. Ada 37 gol tercipta dalam 12 pertemuan kedua belah pihak.