Jika kita bertanya pada awal musim kemarin, mungkin tidak ada seorang pendukung West Ham manapun yang menginginkan kepergian Dimitri Payet. Berselang 5 bulan kemudian, ternyata kepergian Payet disambut sukacita oleh sebagian besar pendukung fanatik The Hammers.
Payet yang musim lalu bermain begitu brilian setelah baru saja pindah dari Olympique Marseille merupakan pemeran utama dalam tubuh West Ham kala berjalannya salah satu musim paling luar biasa mereka di ajang Liga Inggris. Meski sempat didera cedera selama kurang lebih 2 bulan, Payet mampu membawa West Ham bersaing memperebutkan tiket Liga Champions musim lalu meski akhirnya West Ham hanya mampu berakhir di posisi akhir 7 klasemen Liga Inggris. Namun, siapa yang bisa melupakan momen magis Payet kala mencatatkan 9 gol dan 12 assists dalam pagelaran Liga Inggris musim 2015/2016 lalu? Belum lagi performa luar biasanya saat membela tim nasional Perancis di Piala Eropa 2016 lalu.
Sungguh sayang, performa brilian musim lalu tidak mampu diulang oleh Slaven Bilic di awal musim 2016/2017 kali ini. West Ham sempat berada di zona degradasi selama beberapa pekan dan hal ini membuat Payet tidak lagi kerasan untuk tinggal di West Ham. Payet bahkan melakukan aksi mogok tampil membela West Ham semenjak 10 Januari lalu saat dirinya diketahui mendatangi Bilic secara pribadi untuk minta dijual kembali ke klub lamanya Marseille.
Hal ini diakui Bilic sangat membuatnya terpukul dan merasa dikhianati. Payet yang baru saja diberi kenaikan gaji Februari lalu hingga mencapai 125 ribu Poundsterling per pekan dalam durasi 5 tahun mendatang ternyata berniat meninggalkan tim di tengah keadaan sulit. Bahkan Payet meminta dirinya dijual pada pertengahan musim dan hal ini membuat geram seluruh tim serta pendukung West Ham sendiri.
Bilic secara tegas mengusirnya dari tim utama dan hanya mengijinkannya berlatih bersama tim West Ham u-23. Bahkan banyak pendukung fanatik West Ham yang membakar kostum Payet serta mencemoohnya untuk segera angkat kaki dari klub kesayangan mereka.
Dan pada 29 Januari 2017 kemarin, West Ham yang awalnya enggan melepas pemain terbaik mereka tersebut secara resmi merelakan Payet dengan mahar 25 juta Poundsterling ke klub lamanya Marseille. Meski diketahui West Ham berniat melepas Payet di angka minimal 30 juta Pounds, namun desakan waktu dan sang pemain sendiri membuat David Sullivan selaku co-chairman West Ham harus rela melepas Payet dengan mahar yang disetujui kedua belah pihak di angka 25 juta.
“Dengan sangat menyesal West Ham harus merelakan kepergian Dimitri Payet setelah sang pemain memperlihatkan perilaku tidak pantas dan sungguh disayangkan ia tidak memberikan klub dan para fans rasa hormat yang sama seperti apa yang kami berikan kepadanya. Terutama perihal kontrak yang baru saja kami berikan kepadanya belum sampai setahun yang lalu”.
“Saya tegaskan bahwa kami tidak dalam posisi finansial yang sulit sehingga harus menjual pemain terbaik kami. Kepergian Payet murni keinginan dari dirinya sendiri beserta seisi tim utama yang juga sudah tidak menginginkan dirinya karena jelas hal demikian hanya mampu merusak harmonisasi tim. Di sini kami sebenarnya tidak ingin melepas Payet, namun saya juga menegaskan bahwa melalui tindakan ini, tidak ada seorang pemain pun yang namanya lebih besar dari arti sebuah klub”, ujar Sullivan mengenai transfer Payet ini.
West Ham sendiri telah melakukan perekrutan 2 pemain anyar Jose Fonte dan Robert Snodgrass dari Southampton dan Hull City. Kedua pemain tersebut diharapkan mampu membawa pengalaman mereka untuk memperbaiki posisi West Ham yang kini sudah mulai membaik setelah meraih 5 kemenangan dalam 7 pertandingan terakhir mereka.
Payet kini telah berusia 29 tahun. Namanya musim lalu begitu diangkat tinggi sebagai salah satu pemain terbaik di Eropa. Sayangnya, kisah tersebut sepertinya tidak akan lagi berlangsung lama. Mungkin saja terang karirnya sudah sirna bersamaan dengan saat dimana ia mengkhianati tim dan pendukung yang selama ini begitu mencintai serta mengaguminya.
Selamat tinggal Dimitri Payet. Liga Inggris akan merindukan tendangan bebas serta aksi-aksi brilianmu seperti musim lalu.
Atau mungkin tidak?