AC Milan adalah tim dengan salah satu basis pendukung terbesar di dunia. Apalagi jika kita menilik ke medio tahun 80an hingga awal 2000an. AC Milan adalah sosok penguasa Italia dan Eropa yang dihuni pemain – pemain top dunia pada masanya.
Sayang sekali, nampaknya cerita di atas akan sulit dipercaya para generasi muda yang baru mencintai olahraga ini 5 tahun ke belakang. Musim ini saja, Milan sudah menelan tiga kekalahan beruntun. Setelah kalah dari Inter Milan pada 22 September, Milan tumbang saat melawan Torino dan Fiorentina. Hasil minor ini membawa Milanduduk di posisi ke-16 klasemen Liga Italia. Tim asuhan Marco Giampaolo itu baru mengumpulkan enam poin hasil dari enam kali bermain.
Kebijakan transfer serta pergeseran kekuasaan di era Silvio Berlusconi menjadi momentum kejatuhan AC Milan. Bayangkan saja, tim sebesar AC Milan sempat melakukan 11 buah transfer dalam satu periode jendela transfer. Ironisnya, pemain – pemain yang didatangkan pun bukan pemain yang secara nama besar layak mengenakan seragam kebanggan merah hitam milik mereka. Jika kalian melihat nama Fabo Borini dalam daftar transfer saat itu seharusnya kalian tau seberapa dalam AC Milan telah jatuh.
Milan mendatangkan beberapa pemain bagus di musim panas ini. Rafael Leao, Theo Hernandez, dan Franck Kessie merupakan deretan pemain yang dibeli dengan harga di atas 20 juta euro. Selain itu, Milan juga meminjam Ante Rebic selama semusim dari Eintracht Frankfurt dengan opsi pembelian di akhir musim. Namun, nama – nama diatas tentu masih jauh dari nama pemain terdahulu yang mendengarnya saja sudah buat bulu roma lawan merinding. Milan sungguh sudah jatuh terlalu dalam.
Saat tim kesayanganmu harus rela dilarang bermain di kompetisi Eropa karena pelanggaran serta kekacauan internal mereka dalam mengatur neraca keuangan, maka hal yang bisa dibanggakan hanyalah sisa sejarah yang selama ini jadi legenda turun – temurun para penggila sepakbola terhadulu.
Tak usah berkecil hati, masih ada harapan buat para Milanisti di seluruh dunia. Liverpool sudah jadi bukti nyata bagaimana jurang prestasi di masa lalu bisa saja kembali terulang di masa kini seberat apapun kondisinya.
Forza Milan!