Terkadang, hati, pikiran, dan tubuh memang tak bisa selalu berjalan beriringan. Setelah kembali dari pensiun tahun lalu demi membela klub masa kecilnya Groningen, Arjen Robben akhirnya memutuskan untuk pensiun, kali ini nampak untuk selamanya, setelah terus dibekap cedera dan tubuhnya dirasa tak mampu lagi bermain di level profesional.
Bersama Groningen, Robben hanya bermain sebanyak 7 kali dan mencetak 2 buah assist tanpa mencetak satu golpun. Namun, tentu tak ada yang mempermasalahkan hal ini pada pemain berusia 37 tahun tersebut. Robben kembali untuk membantu Groningen melewati masa sulit selama pandemi COVID-19. Meski pada akhirnya Robben banyak berkutat di ruang perawatan, setidaknya Ia sudah melakukan semua hal yang mungkin Ia lakukan demi klub yang Ia cintai tersebut. Pada akhirnya, hal ini sama sekali tidak menodai karir Robben yang cukup teramat luar biasa.
Robben, si pemain kidal yang terkenal dengan cut inside serta tendangan melengkungnya ini meninggalkan banyak sekali cerita untuk generasi yang akan datang. Mulai dari dijuluki si kaki kaca karena sejarah cederanya, aksi divingnya yang berulang kali merugikan pihak lawan, kecepatannya dala menyisir sisi pinggir lapangan dan mencetak gol dengan cara yang sama, kegagalannya di final Piala Dunia 2010, gol tunggalnya di Wembley pada tahun 2013, hingga bagaimana Ia mengakhiri karirnya secara gemilang bersama Bayern Muenchen. Sungguh banyak cerita sang pemain yang bisa kita sampaikan pada anak-anak kita yang mungkin tak bisa menyaksikan aksinya secara langsung di atas lapangan.
Selama berkarir, di level klub Robben menjadi juara di tanah Belanda, Inggris, Spanyol, hingga tanah Jerman. Bersama tim nasional, Robben nyaris menciptakan sejarah. Namun, posisi runner-up di Piala Dunia 2010 serta tempat ketiga 4 tahun berselang tentu bukan hasil yang buruk mengingat Belanda yang kala itu tidak terlalu diunggulkan.
Robben adalah salah satu pemain yang cukup sering dikritisi selama Ia berkarir karena cara bermainnya yang begitu-begitu saja. Tapi, jujur saja, sulit untuk terus mengkritisinya karena hasil nyata yang Ia tunjukkan selama bermain. Lawan mana yang tidak tahu cara Robben bermain selama Ia berkarir? Ia diketahui hanya mempunyai 1 senjata ampuh untuk mencetak gol. Hanya saja, mengetahui caranya bermain dan menghentikan aksinya di atas lapangan adalah 2 hal yang berbeda. Tak banyak lawan yang bisa benar-benar menetralisir aksi Robben kala menyisir sisi lapangan. Melakukan cut inside ke sisi dalam lapangan untuk menempatkan posisinya menendang pada kaki kiri dominan andalannya dan……..gol!
Kini sang pemain benar-benar sudah selesai. Cedera dan kondisi fisik yang tak lagi menunjang tak memperbolehkannya untuk terus menghibur kita dengan cara yang begitu Ia kuasai selama 21 tahun berkarir.
–
Sisi kanan lapangan itu pun nampaknya kini mulai merindukan aksi sang tuan yang bernama Arjen Robben.