Tottenham Hotspurs memang unik. Setelah banyak pemain bintang yang muncul dan pergi, setelah pelatih terbaik juga ikut datang dan pergi, mereka tetap tak berjalan kemana – mana. Musim ini, lagi – lagi para pendukung Spurs harus rela tim kesayangan mereka mengakhiri musim tanpa trofi (tentu kalian tidak berpikir Spurs mampu memenangi Liga Champions musim ini bukan?).
Kedatangan Mourinho ternyata tak banyak membantu. Memang eksekusi para pemain Spurs di lapangan sangatlah buruk. Kesalahan Vorm juga tentunya bukan jadi kesalahan Mourinho. Jadi, mau disebut sial/ apes? Ya bisa saja. Memang itulah nasib yang identik dengan tim ini. Mourinho yang dianggap sebagai jaminan gelar pun nyatanya tak mampu berbuat banyak. Cedera pemain bintang seperti Kane, Son, dan tak kerasannya pemain seperti Erikssen yang akhirnya hengkang menjadi luka tersendiri yang semakin menyulitkan laju Spurs musim ini.
Yang terbaru, kekalahan dari Norwich melalui babak adu pinalti di ajang Piala FA membawa Eric Dier jadi sorotan utama. Dier menerobos masuk ke tribun penonton dan bersitegang dengan oknum yang diduga menyudutkan adik Dier setelah kedua pihak diberitakan beradu argumen. Meski masih simpang siur perihal alasan ini, Dier dibela Mourinho akan aksinya tersebut. “Ia melakukan apa yang haru seorang kakak lakukan. Itulah gunanya keluarga,” ujar Mourinho.
Entah apakah FA akan menindaklanjuti perilaku Dier tersebut. Yang paling lekat diingatan, Eric Cantona mendapatkan hukuman 8 bulan larangan bermain dan diberikan layanan 120 jan untuk pekerjaan sosial yang dimonitor oleh pihak bertugas saat melakukan tendangan kung-fu ke pihak penonton. Meski tak sampai melakukan baku hantam (masih simpang siur), nampaknya kasus Dier takkan dijerat hukuman serupa. Namun, resiko pasti ada. Pihak Spurs masih menunggu jawaban dari FA perihal kasus ini.
Bagi Spurs, kasus Dier tentu tak membuat situasi semakin baik di saat sulit seperti sekarang. Kalau kata orang, sudah jatuh tertimpa tangga pula.
Kasihan.