Sebagai pendukung Arsenal, Alexis Sanchez jelas pernah menjadi idola di masa-masa terbaiknya selama berseragam merah putih. Meski diakhiri dengan pengkhianatan ke kubu Manchester United, nampaknya karma sudah berbalik menghukum Alexis dengal gagalnya Ia tampil maksimal selama bermain di Old Trafford.
Kini bersama Internazionale Milan Alexis juga nampak tak berhasil mengulang momen-momen terbaiknya seperti di Arsenal. Alexis tak lagi jadi pilihan utama Simeone Inzaghi. Alexis juga hanya mencetak 2 gol dan 3 assist sejauh ini di Serie A. Untuk ukuran pemain berusia 33 tahun hasil tersebut tentu tidak buruk. Hanya saja, kita tahu betul bagaimana sosok terbaik Alexis kini sudah jarang muncul. Ia tak lagi eksplosif dan tajam layaknya sosok pemain yang dulu naik daun bersama Udinese dan Barcelona di masa-masa mudanya. Ia juga tak lagi ngotot sebagaimana Ia berhasil menarik Arsenal bersaing di level-level tertinggi di masa-masa keemasannya.
Namun, sosoknya yang mencetak gol penentu kemenangan Inter atas Juventus di laga Supercoppa Italia dini hari tadi (WIB) membuat rasa rindu di atas sedikit terbayar. Masuk sebagai pemain pengganti, Alexis muncul sebagai pahlawan dengan gol yang Ia cetak di menit 120 + 1. Inter pun kembali meraih gelar supercoppa setelah meraihnya terakhir kali di tahun 2010. Selebrasi Alexis yang ikonik juga mengingatkan saya akan masa-masa jayanya di Emirates Stadium.
Mungkin Alexis akan hengkang dari kompetisi tertinggi di akhir musim ini. ia mungkin akan kembali ke Amerika Selatan dan menghabiskan masa-masa akhirnya sebagai pesepakbola profesional di kampung halamannya Chili. Dan jika itu benar terjadi, mungkin saya akan sangat merindukan permainan Alexis yang sempat membuat diri ini jatuh hati padanya kala Ia berseragam merah putih kala itu.
–
Surat sederhana untuk sang mantan kekasih, Alexis Sanchez.