Presiden Ghana Nana Akufo-Addo, pada Kamis (7/6) dilaporkan telah mengambil keputusan untuk membubarkan Asosiasi Sepakbola Ghana (GFA) yang diduga terlibat dalam skandal korupsi.
Keputusan tersebut diambil setelah rekaman muncul dari sebuah film dokumenter yang diduga mengungkap penipuan dan korupsi di bawah kepemimpinan presiden GFA, Kwesi Nyantakyi.
Dalam film dokumenter yang diberi judul ‘Ketika Keserakahan dan Korupsi Jadi Kebiasaan’, Nyantakyi digambarkan menerima hadiah uang sejumlah 65 dolar AS, dari seorang reporter yang menyamar yang berpura-pura menjadi seorang pengusaha yang ingin menanamkan modal di sepakbola Ghana.
Pemerintah Ghana sendiri akan mengumumkan, tindakan sementara untuk mengatur kegiatan sepakbola di negara itu sampai badan baru dibentuk kembali.
“Pemerintah terkejut dan marah pada isi dari video dokumenter yang baru-baru ini disiarkan, yang yang dilakukan ke administrasi sepakbola oleh wartawan, Anasa Aremeyaw, berjudul ‘Nomor 12’: Ketika Keserakahan dan Korupsi Jadi Kebiasaan,” demikian sebuah pernyataan yang disampaikan oleh Kementerian Penerangan Ghana.
“Film dokumenter ini memperlihatkan gangguan fungsi kotor Asosiasi Sepakbola Ghana [GFA], yang ditandai dengan kecurangan, korupsi dan suap yang tersebar luas. Sebagai akibat dari sifat membusuk yang makin membusuk di dalam tubuh GFA, pemerintah telah memutuskan sebagai berikut:
“Tingkah laku semua pejabat GFA, bersama dengan Dirjen Pejabat Otoritas Olahraga Nasional [NSA] yang diskors, Robert Sarfo Mensah, yang ditunjukkan dalam film dokumenter untuk terlibat dalam tindakan kriminal yang patut dipertanyakan, dengan segera, diserahkan kepada Polisi untuk penyelidikan lebih lanjut dan tindakan yang tepat, Polisi harus mengambil semua langkah yang relevan seperti yang diperlukan untuk memastikan bahwa isi dokumenter tersebut dengan cepat dan benar-benar diselidiki.
“Pemerintah akan mengkomunikasikan keputusan ini kepada Konfederasi Sepakbola Afrika dan Federasi Asosiasi Sepakbola Internasional, dan terlibat dengan mereka dalam perkembangan ini untuk memetakan jalan ke depan bagi sepakbola Ghana.” tambah Kementerian Penerangan Ghana.
Sementara itu secara terpisah, dalam sebuah pernyataan yang ditandatangani oleh sekretaris jenderal Isaac Addo, GFA menyesali tindakan pemerintah yang menghalang-halangi keinginan mereka untuk menyaksikan film dokumenter yang telah beredar luas.
“GFA tidak diberikan kesempatan untuk menyaksikan perdana dokumenter karena tidak dilengkapi dengan salinan lanjutan dari dokumenter tersebut atau dilengkapi dengan tiket oleh Tiger Eye PI untuk menyaksikan penayangannya.” kata Addo.
“Meskipun GFA tidak menugaskan Tiger Eye PI untuk melakukan latihan ini dan tidak diberikan kesempatan untuk menyaksikan film dokumenter, kami melihat tuduhan yang beredar di media dengan sangat serius dan ingin segera mengambil langkah untuk mengatasinya.” tambah Addo.