Samara Arena, menjadi stadion terakhir yang dimainkan timnas Swedia. Dalam babak terakhir 8 besar Piala Dunia Rusia 2018, timnas Swedia harus takluk dari Inggris 2-0.
Dua gol dari Harry Maguire dan Dele Alli pupuskan peluang Swedia untuk melaju lebih jauh di Piala Dunia. Prestasi di Piala Dunia 2018 memang gagal menyamakan prestasi di Piala Dunia 1994 saat Swedia rebut peringkat tiga.
Namun pemain Swedia tetap dianggap pahlawan yang tak terlupakan. Ini mengingat apa yang sudah mereka lakukan sejauh ini di Piala Dunia.
“Saya sangat bangga dengan tim ini. Itu kalau melihat apa yang sudah kami lakukan bersama-sama. Sejak laga pertama kualifikasi melawan Belanda dan lalu playoff lawan Italia dan lalu Piala Dunia. Ini sesuatu yang bisa kami kenang lagi,” ujar kiper Swedia, Robin Olsen seperti dikutip FIFA.com.
Pemain Swedia sempat terlihat sangat sedih saat pertandingan perempat final Piala Dunia 2018 selesai. Namun pelatih Swedia, Janne Anderson mengingatkan pemain betapa hebatnya torehan mereka sehingga pemain sedikit terhibur.
Di Swedia, masyarakat sana terkena demam Piala Dunia. Jersey Swedia laku keras baik yang dijual di toko maupun online.
Jutaan pasang mata menyaksikan pertandingan di depan televisi, menyatukan seluruh negeri, bahkan satu negara bisa sunyi saat pertandingan di gelar. Apalagi ini musim panas yang bertepatan dengan musim liburan.
“Saya pikir kami sudah menorehkan sejarah di Swedia dengan penampilan seperti ini,” kata Emil Forsberg.
“Kami dalam posisi tak diuntungkan saat main di Piala Dunia tapi kami sukses menembus perempat final. Kami harus bangga meski tentu tak mau ini berakhir,” Marcus Berg, menimpali.
Andersson sendiri menilai pasukannya sudah bermain bagus di Piala Dunia. Hanya saja strategi mereka tak berjalan saat melawan Inggris.
“Kami membangun tim yang sudah bermain bagus dan padu. Strategi berjalan beberapa kali lawan tim besar. Kami sudah menunjukkan sikap yang hebat,” ujar pelatih Swedia tersebut.