Pada pertengahan tahun lalu, Juve Fabio Cannavaro kembali ke China. Ia ditunjuk menjadi pelatih utama tim China League One (kompetisi kasta kedua), Tianjin Quanjian.
Ketika pemain terbaik dunia 2006 tersebut ditunjuk sebagai pelatih, manajemen Tianjin berharap timnya bisa melangkah ke kasta tertinggi, Liga Super China (CSL). Sebelumnya di tangan mantan pelatih Real Madrid, Wanderley Luxemburgo, Tianjin alami kekalahan tujuh kali beruntun.
Hasilnya luar biasa, karena di tangan dingin Cannavaro, Tianjin mampu menjuarai China League One dan promosi ke CSL. Itu sesuai dengan target yang dibebankan oleh manajemen.
Untuk berlaga di kasta tertinggi sepak bola China, Cannavaro paham dia butuh kekuatan tambahan untuk timnya.
Maklum saja, Cannavaro pernah gagal ketika menjadi pelatih Guangzhou Evergrande yang menggantikan mentornya di Juventus dan timnas Italia, Marcello Lippi sejak 5 November 2014. Ia dipecat Evergrande yang merupakan tim elite CSL dan dipenuhi bintang pada 4 Juni 2015 dan diganti Luiz Felipe Scolari.
Kini, bersama Tianjin yang merupakan tim promosi Cannavaro tentu berharap bisa ‘menyalak’ di CSL. Pria yang turut membawa Italia sebagai juara Piala Dunia 2006 itu pun mulai mengumpulkan bintang dari Eropa ke China.
Cannavaro sempat dilaporkan menolak proposal dari Tiongkok mengingat mereka telah kehilangan pemain incarannya, Axel Witsel yang membela Zenit St. Petersburg.
Pertama adalah target Juventus dalam semusim terakhir, gelandang asal Belgia, Axel Witsel. Witsell yang masih berusia 27 itu direkrut dari Zenit St Petersburg dengan harga €20 juta.
Selanjutnya, Cannavaro mengincar penyerang utama klub Italia, Fiorentina, Nikola Kalinic. Penyerang asal Kroasia itu telah mencetak delapan gol dan satu assist dari 19 penampilan di Serie A, dan empat gol serta dua assist dari lima laga di Liga Europa.
Seperti dilansir Football-Italia, Kalinic yang saat ini baru berulang tahun ke-29 itu ditawar Tianjin dengan harga €45 juta. Dalam formasi 4-2-3-1, Cannavaro memang membutuhkan seorang penyerang utama setelah Luis Fabiano memilih tak memperpanjang kontrak ketika berhasil promosi.
Dikutip dari Sky Sport Italia, negosiasi Tianjin untuk mendapatkan Kalinic sejauh ini berpeluang berujung positif.
Kehadiran Kalinic tentu saja diharapkan bisa menjadi kenyataan dari ambisi Cannavaro mampu bersaing di CSL setidaknya bukan hanya untuk bertahan di kompetisi kasta tertinggi tersebut.
Sumber foto: dailymail.co.uk