Arsenal kehilangan 3 poin usai kalah secara kontroversial dari Aston Villa di Villa Park. Dianulirnya gol Kai Havertz di menit akhir laga serta tak adanya hadaih penalti untuk pelanggaran Diaz kepada Gabriel Jesus ramai menjadi pembicaraan para penikmat sepakbola beberapa hari terakhir ini. Tak hanya itu, Nketiah juga tertangkap kamera disikut secara sengaja oleh Diego Carlos namun hal tersebut hanya berbuah kartu kuning bagi Carlos.
Tentu hal ini membuat Arteta, para pemain, hingga pendukung Arsenal seakan kebakaran jenggot. Kemenangan yang diraih mantan pelatih mereka, Unai Emery kini dianggap sebagai hadiah pemberian asosiasi wasit yang tidak becus menjaga konsistensi mereka sebagai pihak yang adil di setiap laga. Keputusan yang berbeda diberikan untuk kasus yang serupa di laga Crystal Palace menghadapi Liverpool dan Villa melawan Arsenal yang hanya berjarak 4 jam saja. Kritik keras dilayangkan Roy Hodgson selepas laga dengan cara yang sangat elegan saat diwawancara Peter Crouch serta Rio Ferdinand.
Arteta sendiri tak bisa menemani anak asuhnya dalam laga di Villa Park kemarin. Asosiasi wasit Inggris menghukumnya atas protes serta selebrasi berlebihan yang berbuah kartu kuning saat Arsenal menghadapi Luton di tengah pekan kemarin. Saat diwawancara, Arteta sendiri hanya tersenyum tipis sembari memberikan kecaman terselubung dengan gaya berbicara yang sinis dan sarkas.
Seperti yang diketahui, musim ini Arsenal 2 kali kalah di kandang lawan dengan cara yang tak hanya menyakitkan, tapi juga kontroversial. Tentu meski Arsenal juga bisa disalahkan karena tak mencetak gol lebih banyak, keadilan di atas lapangan seharusnya didapatkan oleh kedua belah tim. Sayang, kondisi yang dialami Arsenal membuat siapapun pantas setuju bahwa Arsenal kerap dirugikan pengadil lapangan terutama dalam kondisi-kondisi tertentu seperti yang baru saja terjadi.
Jika hal ini terus terjadi, Arsenal tentu harus bisa mengambil sikap yang lebih siap sedia. Setidaknya mereka tak bisa bergantung akan keputusan adil dari wasit dalam laga-laga besar. Hal ini tentu membuat pasukan Mikel Arteta bisa berjuang dengan kemampuan mereka sendiri dengan mental selalu siap dirugikan. Toh, banyak mata yang bisa menilai bagaimana keputusan dari wasit merupakan keputusan yang tepat ataupun bukan.
Tidak adil. Memang itulah yang benar kerap terjadi dalam liga yang katanya terbaik di dunia tersebut. Saat banyak fakta akan terungkap pada waktunya, mungkin Liga Primer bisa jadi akan sedikit lebih dekat kepada Liga Serie A di era calciopoli dibandingkan mempertahankan statusnya sebagai yang katanya terbaik di dunia tersebut.