Frank Lampard akan segera kembali melatih setelah didepak Chelsea pada awal tahun 2021 lalu. Kabarnya, Lampard akan segera diresmikan pihak Everton untuk menggantikan posisi Rafa Benitez di sisa musim 2021/2022 ini. Everton sendiri sedang berada di posisi sulit dan terjebak di posisi ke-16 dengan perbedaan hanya 4 poin dari tim yang berada di zona degradasi.
Lampard jelas akan melakoni tugas yang tak mudah. Selain karena banyaknya pemain yang cedera, para pendukung Everton juga tak membantu banyak dalam menopang kondisi tim terkini. Keadaan yang terus memburuk semenjak Ancelotti dan Benitez makin menjadi dengan banyaknya masalah internal, kebugaran pemain, hingga kacaunya jadwal bertanding musim ini. Lampard yang harus banyak berkomunikasi untuk menyelesaikan polemik ini pun wajib melupakan permasalahannya di area yang sama kala menukangi Chelsea. Diketahui bahwa Lampard sempat bermasalah dengan caranya mengemukakan pendapat di Chelsea hingga menyebabkan suasana yang kurang harmonis. Meski terlihat tenang, Lampard mengakui bahwa Ia seringkali melakukan kesalahan tak perlu karena sering over-thingking di masa-masa krusial.
Sempat melakukan 3 sesi wawancara di sela-sela waktu kosongnya, Lampard seakan wajib sukses melakoni tugasnya di Everton. Ia dianggap kurang berani kala menolak tawaran Bournemouth dan juga Norwich. Tentu Lampard bertindak cerdas karena level kesulitan yang harus Ia hadapi bersama Norwich akan jauh lebih sulit guna menghindari peluan turun kasta. Bersama Bournemouth pun Lampard akan turun kelas setelah promosi dari Derby ke tim sebesar Chelsea. Meski tak mudah, Everton bisa menjadi titik balik karir kepelatihan Lampard. Apalagi, ada nama seperti Donny Van De Beek yang bisa menjadi katalis kehebatan Lampard andai sang pemain bisa bersinar di sisa musim ini dan menolong karir kedua belah pihak untuk kembali ke jalur yang benar.
Penolakan Crystal Palace yang lebih memilih Vieira juga menjadi motivasi lebih bagi Lampard untuk melakukan pembuktian bagi mereka yang meragukannya. Kini, Lampard siap kembali ke panggung persaingan dan menjalani salah satu fase paling krusial dalam karirnya di dunia sepakbola profesional.