Entah sudah berapa kali David De Gea keluar sebagai pemain terbaik yang menyelamatkan Manchester United dari kekalahan memalukan. Akan tetapi, De Gea pun nampaknya tak bisa menghalau laju waktu yang terus berlalu. Di masa kini, De Gea malah lebih sering muncul sebagai pesakitan terlebih setelah 3 gol yang dilesakkan Chelsea ke gawangnya dini hari tadi (WIB) pada ajang semifinal Piala FA.
Sebagai pemain dengan gaji termahal di Liga Primer Inggris saat ini, penampilan De Gea jauh dari kata memuaskan. Apesnya, Lindelof dan Maguire pun tidak memberikan kemudahan bagi tugas De Gea hingga makin menyudutkan posisinya akhir – akhir ini. De Gea yang kita kenal seakan lelah terus menjadi sumber poin bagi tim yang telah dibelanya selama nyaris 1 dekade ini.
Para pendukung Manchester United sendiri mulai melirik Dean Henderson sebagai pengganti De Gea musim depan. Meski dinilai terlalu dini, namun menurunnya performa De Gea dianggap berjalan lebih cepat dari yang diduga. Sudah 2 tahun ke belakang ini De Gea memang mulai menunjukkan grafik menurun. Meski masih sering melakukan penyelamatan spektakuler, kini Ia lebih mudah kebobolan gol – gol yang sebenarnya tak harus terjadi. Kesalahan yang acap berulang bahkan membuat legenda United Roy Keane tak kuasa menahan amarahnya. Keane sempat meminta Ole untuk memaksa De Gea dan Maguire untuk pulang sendiri menggunakan kendaraan umum dan tidak ikut rombongan bus yang membawa para pemain United kembali ke markas mereka.
Beruntung, lini serang United sedang on fire. Lini serang yang mulai membaik semenjak kehadiran Bruno Fernandes menjadi keberuntungan tersendiri bagi De Gea. Belum lagi trisula Rashford – Martial – Greenwood yang makin nyetel.
Jika selama ini United terus disokong oleh De Gea, kini adalah waktu yang tepat bagi rekan setimnya membalas budi atas apa yang telah Ia perbuat selama ini. Dari sisi paling belakang, De Gea menahan segala gempuran yang bisa saja membuat situasi semakin pelik. Kini, De Gea membutuhkan mereka yang berada di depan untuk memberinya sedikit ruang.
Ruang untuk bercermin diri dan berhenti sejenak dari segala penyelamatan spektakuler yang dulu nyaris kita saksikan di setiap laga.