Dini hari (WIB) nanti, Leicester bisa jadi akan melakoni laga terpenting mereka sepanjang sejarah 133 tahun klub mereka berdiri. Di Ramon Sanchez Pizjuan, Leicester akan datang menghadapi sang tuan rumah Sevilla dalam laga leg pertama babak 16 besar Liga Champion.
Leicester jelas ingin agar perjalanan mereka terus berlanjut dalam ajang tahunan paling bergengsi di Eropa tersebut. Melihat prestasi mereka musim ini di ajang Liga Inggris, peluang mereka untuk bisa kembali tampil di ajang Liga Champion sudah tertutup rapat. Saat ini Leicester duduk di peringkat 17 dengan hanya berselisih 2 poin dari klub penghuni dasar klasemen.
Performa Leicester dalam 9 bulan terakhir sungguh berbanding terbalik sesaat setelah Wes Morgan dan Claudio Ranieri mengangkat tinggi trofi Liga Inggris bulan Mei tahun lalu. Nampaknya segala sesuatu berjalan sangatlah buruk bagi Leicester musim ini.
Sevilla jelas bukan lawan sembarangan. Dalam 3 musim terakhir mereka keluar sebagai jawara Europa League. Liverpool menjadi korban terakhir mereka setelah musim lalu harus kalah menyakitkan di babak final. Bahkan kepergian pelatih mereka Unai Emery ke Paris Saint German tidak membuat Sevilla kelimpungan. Jorge Sampaoli berhasil membawa Sevilla menjadi kandidat serius penantang gelar La Liga musim ini. Mereka kini duduk di peringkat ke-3 klasemen sementara hanya berjarak 2 poin dari Barcelona di peringkat ke 2 dan berjarak 3 poin dari Real Madrid di puncak klasemen.
Dalam sesi konferensi pers sebelum pertandingan, wartawan bertanya kepada Ranieri, apakah Leicester akan menjadi banteng atau menjadi sang matador dalam laga panas mereka mendatang. Ranieri hanya tersenyum dan menjawab, “kami akan datang dan menjadi sang banteng”.
Ranieri tahu benar betapa pentingnya laga nanti. “Jika kami kalah, baiklah tidak ada yang berubah. Namun andaikan kami menang dan bermain bagus, maka sesuatu dalam tim ini dapat berubah menjadi lebih baik. Kami sangat membutuhkan pertandingan seperti ini”.
Leicester di musim lalu akan sangat menantikan pertandingan sebesar ini dimana mereka penuh dengan kepercayaan diri untuk tampil dan membalikkan segala prediksi yang ada. Namun musim ini, terutama pada tahun 2017 ini, Leicester sudah puasa mencetak gol selama 10 jam di ajang Liga Inggris.
Ranieri berujar bahwa gol dari pemain andalan mereka Jamie Vardy akan mampu membawa angin positif bagi timnya. Vardy masih belum mencetak gol di ajang Liga Champion musim ini setelah di musim sebelumnya keluar sebagai top skorer Leicester dengan 25 golnya di seluruh ajang. Riyad Mahrez yang tampil luar biasa di babak grup dengan 4 gol yang ia cetak di 5 laga awal juga harus tampil pada performa terbaiknya jika ingin Leicester kembali kepada jalur kemenangan.
“Saya berharap bahwa anthem Liga Champion nanti akan membangunkan anak-anak dan mengingatkan kepada mereka sejauh apa mereka telah berjuang demi posisi yang mereka tempati saat ini”, ujar Ranieri. Cederanya Islam Slimani nampaknya akan membuat Shinji Okazaki tampil sebagai starter menghadapi Vardy di lini depan Leicester. Hal tersebut membuat 10 dari 11 pemain yang akan tampil nanti adalah 10 orang pemain yang menciptakan keajaiban di musim lalu, minus N’golo Kante yang sepertinya akan digantikan oleh Wilfred Ndidi.
Ranieri menambahkan kalimat penutup dalam sesi konferensi persnya tersebut. “Saya bisa saja meninggalkan Leicester di akhir musim lalu. Saya memberikan mereka gelar dan tidak akan ada satupun yang bisa mempertanyakan kepergian saya. Namun saya bertahan karena saya tahu bahwa musim ini adalah musim yang berat bagi kami. Kami akan membangun sesuatu yang baik dan maju untuk terus melangkah. Saya sudah melupakan gelar musim lalu, dan saya akan terus berusaha bagi tim ini, para pendukungnya, dan juga para petinggi klub”.
Akan sangat menarik kita melihat bagaimana Leicester mampu kembali menciptakan sensasi dalam skala yang lebih besar lagi.
Eropa menantikannya Leicester!