The Foxes sekarang menduduki posisi puncak klasemen Liga Primer Inggris dengan perbedaan lima poin atas Spurs dengan hanya empat pertandingan tersisa di musim ini dan Pelatih asal Italia ini berani untuk menyatakan bahwa sekarang adalah waktunya untuk Leicester City bersinar.
Pelatih Leicester City yang sedang berada diatas angin ini telah menyampaikan pesan kepada pelatih tim lawannya Mauricio Pochettino untuk melupakan titel Liga Primer Inggris pada musim ini.
The foxes kini berada diposisi teratas dengan perbedaan lima poin dengan tim penempatan di posisi ke dua yakni Tottenham sendiri dengan sisa 4 pertandingan sisa didalam musim ini.
Selain mengharapkan Leicester utuk gagal meraih kemenangan lebih dari dua pertandingan, Pochettino juga harus berusaha untuk tidak gagal menang sama sekali supaya bisa menghidupkan upaya mereka didalam perlombaan menuju singgasana Liga Inggris, tetapi Ranieri menyatakan bahwa sekarang adalah waktu untuk timnya bersinar.
“Mauricio, anda bisa menunggu. Tunggu tahun depan,” kata pelatih asal Italia ini di dalam jumpa pers sebelum pertandingan melawan Swansea City berlangsung.
“Tekanan selalu ada ketika anda berada diposisi teratas. Mereka selalu berada dibelakang kami selama semusim penuh ini. Saya tidak terpengaruhi oleh itu.
“Saya akan senang kalau kami bisa terus memiliki perbedaan lima poin dari Tottenham.”
Ranieri sudah pernah membawa empat tim yang berbeda untuk menempati posisi ke dua di liga mereka masing-masing, setelah gagal membawa Chelsea, Roma, Juventus, dan Monaco untuk menjuarai liga mereka, Ranieri menolak usul yang menyebut dirinya sebagai pelatih yang tidak mumpuni.
Dia menambah:”Setiap waktu ketika tim saya mengekori. Saya tahu bahwa ada orang-orang diluar sana yang, jikalau saya tidak memenangkan piala [bersama Leicester], akan mengatakan: ‘Ah, Ranieri, dia selalu berada di posisi kedua.’ Ya, tapi lihatlah karir saya. Lihatlah.
“Saya berada diposisi kedua ketika bersama Chelsea. tetapi kami hanya memulai membangun tim dari tahun lalu. Saya selalu membeli pemain baru semenjak pertandingan pertama di Liga Inggris. Dan kami berada di posisi kedua.
“Di Roma, Saya berada diposis kedua juga. Saya baru tiba ketika mereka sudah bermain dua pertandingan dan tidak memetik satu poin pun. Kami mengakhiri musim dengan total 80 poin. Inter memiliki 82 poin. Saya kalah, tetapi apa yang bisa saya perbuat? Saya berlabuh ke Juventus tahun pertama setelah [promosi dari] Serie B. Kami berada di posisi ke tiga, setelah itu diposisi kedua. Apa yang bisa saya perbuat? Saya memiliki beberapa pemain penting dan berkarakter pemenang tetapi yang lain hanya pemain muda semuanya.
“Di Monaco, kami memenangi divisi kedua. Setelah itu kami mengakhiri musim dibelakang Paris Saint Germain, diposis kedua dengan perbedaan delapan poin. Sekarang saya mencoba untuk memenangkan ini [Liga Primer Inggris].”
Sumber foto: www.givemesport.com