Bekas juara tinju kelas berat Tyson Fury membantah dugaan menggunakan doping untuk melangkah lebih jauh saat ia mempersiapkan dirinya untuk kembali naik ring.
Hal ini telah ia sampaikan kepada Daly Mirror menjelang keputusan dari Panel Anti-Doping Inggris (UKAD) atas banding hasil test yang dilakukan.
“Dari semua hal yag telah disebut, seorang fanatic, seorang seksis, homophobia, saya mungkin adalah orangnya, tapi satu hal saya tidak pernah melakukan kecurangan dalam doping.” kata Fury.
“Itu adalah olahragawan terburuk, saya tidak akan bisa dipaksa untuk mengakui apapun yang belum pernah saya lakukan.” sambung Fury.
Fury telah mendapatkan reputasi dalam membuat komentar ofensif sepanjang karirnya. Seperti yang pernah dicatat oleh media, dia menghubungkan homoseksualitas dan aborsi dengan fedofilia dalam sebuah wawancara pada tahun 2016.
Pada tahun 2013, dia menggambarkan dua petinju lainnya, David Hayed dan Tony Bellew, sebagai penyuka sesame jenis, dan dua tahun kemudian dia mengatakan bahwa dia percaya tempat terbaik untuk seorang wanita adalah di dapur dan dipunggungnya.
Fury meraih gelar kelas berat dunia dengan kemenangan atas Wladimir Klitschko pada November 2015 namun belum bertanding setelah itu.
Aksi terakhir Tyson Fury saat di atas ring bersama Wladimir Klitschko pada 2015. (Sumber:www.dailyexpress.co.uk)
“Kali ini saya ingin menjadi diri saya sendiri, saya tidak ingin bermain karakter lagi. Saya ingin public melihat saya, juara masyarakat, Tyson Fury yang bahagia dan bahagia. Bukan karakter percaya diri dan kurang ajar untuk menjual tiket.” kata Fury.
“Saya merasa ada sebuah cerita yang bisa saya ceritakan, hal yang besar, hal-hal yang telah saya alami, depresi, masalah kesehatan mental, dapat membantu dan menginspirasi orang lain. Dari kain sampai barang-barang untuk dipoles lagi.” tambah Fury.
The Gypsy King kini berambisi untuk kembali naik ring lagi. Ada banyak lawan potensial yang bisa ia hadapi pada tahun depan jika ia mendapat haknya kembali.
“Dari 18 hingga 27 batu. Dari seorang pria yang hidup bersih dengan narkoba dan alkohol dan kembali ke juara dunia kelas berat lagi, saya harap warisan dan cerita yang saya tinggalkan akan membantu orang lain di masa depan tentang apa yang harus dilakukan dan tidak boleh.” kata Fury.
Meski demikian, badan Anti-Doping Inggris mengatakan bahwa petinju kelas 29 tahun itu telah gagal dalam tes zat terlarang pada tahun 2016 dan terkena larangan tampil sejak itu. Tinjauan panel independen akan berlanjut di bulan Desember ini.