Ronaldo nampak belum puas menjadi jawara Eropa setelah meraih 4 gelar dalam 5 tahun terakhir bersama Real Madrid. Dini hari tadi (WIB), Ronaldo yang diperkirakan tersingkir bersama Juventus nyatanya memberikan kita semua sebuah pertunjukkan perihal keahliannya sebagai yang terbaik di ajang tertinggi Eropa itu. Ronaldo dan Juventus membungkam Atletico Madrid 3 gol tanpa balas setelah di leg pertama tertinggal 2-0.
Berbekal pengalamannya menyingkirkan Atletico Madrid di ajang Liga Champions UEFA, Ronaldo mencetak hattrick dan mencetak rekor 124 gol dalam 160 pertandingan. Ronaldo bahkan mencetak lebih banyak gol di babak gugur dibandingkan di babak grup dengan raihan 63 gol berbanding 61 gol. Sundulan Ronaldo 2 kali menembus garis gawang Jan Oblak sebelum melengkapi comeback ajaib Juventus melalui titik putih di menit-menit akhir pertandingan.
Diwawancara usai pertandingan, wartawan bertanya perihal comeback yang sebelumnya tak pernah dilakukan Juventus di ajang Liga Champions. “Saya rasa untuk itulah mengapa saya didatangkan oleh Juventus,” ujar Ronaldo. Sebuah pernyataan yang memang terkesan arogan tetapi tak bisa kita bantah akibat hasil nyata yang Ronaldo berikan.
Setelah gagal dalam beberapa tahun terakhir secara menyakitkan, termasuk dari Ronaldo pada laga final 2 tahun silam, Juventus kini pantas bermimpi lebih setelah malam ajaib di Turin dini hari tadi. Kini mereka mempunyai seorang pemain yang paling berpengaruh dan tentunya paling berprestasi dalam ajang ini. Ronaldo adalah pemain yang mereka tunggu selama ini untuk menuntaskan rasa penasaran mereka setelah terakhir berprestasi di tahun 1996.
Meskipun telah berusia 34 tahun, Ronaldo tak menunjukkan sedikitpun tanda penurunan terutama dalam nalurinya untuk mencetak gol. Bahkan di Liga Serie A pun Ronaldo kini bersaing sebagai pencetak gol terbanyak hingga pekan – pekan akhir musim 2018/2019.
Jika pada akhirnya Ronaldo mampu membawa Juventus ke puncak tertinggi musim ini, maka akan ada 2 pihak yang sangat menyesali hal tersebut di akhir musim. Yang pertama jelas para pendukung Lionel Messi yang pastinya kebakaran jenggot dalam menjawab segala sindiran para pemuja CR7. Mereka akan kelelahan menjawab perdebatan siapa yang terbaik diantara keduanya. Andai Ronaldo meraih gelar Liga Champions ke-6 nya, perdebatan jelas akan makin menyudutkan tim pro Messi. Dan yang terakhir jelas lah seorang Gianluigi Buffon. Kini mungkin Ia tengah menyesali pilihannya di musim panas lalu. Andai Ia bertahan semusim lagi saja, mungkin impian terbesarnya selama ini akan menjadi nyata dengan bantuan Ronaldo.
Yang terakhir, dengan sederet rekor sebagai yang terbaik atas nama Ronaldo di ajang Liga Champions, jangan heran andai nanti banyak pihak akan menyebut kompetisi tertinggi Eropa itu dengan sebutan UEFA Cristiano Ronaldo.