Mercedes akhirnya memilih Valtteri Bottas sebagai pengganti Nico Rosberg untuk tampil di Formula One (F1) 2017. Apakah Bottas hanya akan menjadi pelengkap kursi pebalap Mercedes atau akan menjadi ancaman bagi Lewis Hamilton?
Direktur Olahraga Mercedes, Toto Wolff, mengatakan pihaknya butuh waktu sekitar enam pekan untuk mengevaluasi perekrutan Bottas sebagai pengganti Rosberg yang memutuskan pensiun dari F1 pada 2 Desember 2016.
Mercedes sebenarnya sempat dihubungkan dengan sejumlah pebalap top seperti Fernando Alonso atau Sebastian Vettel. Namun, tim asal Jerman itu akhirnya memilih merekrut Bottas.
Ada sejumlah kemungkinan yang membuat Mercedes merekrut Bottas. Kemungkinan pertama adalah kualitas pebalap Finlandia itu bisa dibilang masih di bawah Hamilton. Kondisi itu membuat Mercedes bisa kembali menentukan pebalap nomor satu dan dua dalam tim.
Mercedes sepertinya ingin meredakan tensi dalam tim yang terus memanas sejak musim 2013 ketika Hamilton dan Rosberg untuk kali pertama menjadi rekan setim. Ketegangan di dalam dan luar sirkuit terus terjadi antara Hamilton dan Rosberg.
Hubungan Hamilton dan Rosberg yang memanas sampai membuat Wolff frustrasi. Pasalnya, kedua pebalap yang tampil kompetitif itu beberapa kali tidak menggubris perintah tim. Terutama musim lalu, ketika Hamilton dan Rosberg bersaing ketat dalam perebutan gelar juara dunia.
Kemungkinan kedua, Mercedes tidak ingin kehilangan sisi kompetitif dalam tim. Bottas bukan pebalap yang buruk. Meski belum pernah meraih kemenangan di F1, tapi pebalap yang masuk manajemen Wolff itu mampu meraih sembilan podium dari 77 balapan.
Kesimpulannya, perekrutan Bottas bisa dibilang keputusan logis dari Mercedes. Di satu sisi Mercedes tidak ingin kehilangan sisi kompetitif dalam tim. Di sisi lain Mercedes tidak ingin tensi dalam tim panas seperti beberapa musim terakhir.
Jika tidak memikirkan dua faktor tersebut, Mercedes bisa saja merekrut Alonso yang memiliki dua gelar juara dunia F1. Untuk pebalap yang lebih muda, ada Max Verstappen yang prestasinya lebih mentereng daripada Bottas.
Dengan memberi Bottas kontrak hanya satu tahun, Mercedes bisa mengambil langkah selanjutnya di akhir musim ini jika nantinya mantan pebalap Williams itu ternyata tidak cocok dengan Hamilton.
Apalagi, mayoritas kontrak pebalap-pebalap papan atas seperti Vettel atau Alonso akan habis pada 2018 sehingga Mercedes akan lebih leluasa bermanuver dalam mencari tanda-tangan mereka.
Hingga kini Hamilton merupakan pebalap paling berharga yang dimiliki Mercedes. Andai Bottas mengganggu ketenangan Hamilton, seperti yang terjadi di era Rosberg, maka bukan tidak mungkin Mercedes tidak akan memperpanjang kontrak pebalap 27 tahun tersebut.
Sumber foto: thisisf1.com