West Ham United menuding Dimitri Payet kurang memiliki rasa hormat terhadap klub dan fans sebelum ia pergi. Hal demikian diungkapkan oleh co-chairmans West Ham United, David- Sullivan.
Sulivan juga mengeluarkan pernytaan ia ingin menjadikan Payet sebagai contoh bagi pemain lain dimasa mendatang akibat ulah Payet yang telah pindah ke Marseille dengan biaya transfer sebesar 25 juta poundsterling baru-baru ini.
“Klub ingin menempatkan kekecewaan yang mendalam bahwa Dimitri Payet tidak menunjukkan komitmen yang sama dan rasa hormat ke West Ham United bahwa klub dan fans menunjukkan rasa tulus padanya, terutama ketika menghadiahinya dengan kesepakatan baru yang menguntungkan tahun lalu.” Jelas Sulivan kepada media.
“Saya ingin membuat penjelasan bahwa kami sedang tidak kesulitan di keuangan untuk menjual pemain terbaik kami dan membuat keputusan untuk mengizinkan Payet meninggalkan itu sesuai dengan keinginan pemain dan kepentingan pelatih dan persatuan skuad.
“Terus terang, fans dan saya lebih suka baginya untuk tetap tinggal di West Ham United, karena tidak ada pemain lebih besar dari klub.” terang Sulivan lagi.
Sulivan juga merasa optimis mesik Payet telah kembali ke klub lamanya, West Ham bisa bangkit untuk laga selanjutnya. “Saya yakin bahwa dengan kualitas pemain kami dapat melakukan yang terbaik dan menjadi lebih kuat dibanding awal musim.” kata Sulivan.
“Kami sekarang berharap untuk membangun permainan kami dengan lima kemenangan di liga dalam tujuh pertandingan terakhir karena kami fokus pada pertandingan selanjutnya untuk memperbaiki posisi kami di tabel Premier League.” tambah Sulivan.
Dimitri Payet kini telah tiba di Marseille pada Minggu (29/01) yang lalu. Marseille yang memiliki stadion di Stade Velodrome bukanlah klub yang asing bagi Payet Sendiri sebab ia pernah bermain untuk Marseille mulai dari 2013.
Payet sendri akan menjalani tes medis sebelum diperkenalkan secara resmi sebagai rekrutan kedua di bursa transfer musim dingin. Selain Payet, beberapa hari lalu Marseille sudah lebih dulu mendatangkan Morgan Sanson dan Patrick Evra ke Perancis.