ONE Esports DOTA 2 SEA League temukan pemenangnya. Organisasi DOTA 2 asal Malaysia, Geek Fam sukses tumbangkan pesaing mereka Fnatic di grand final dengan skor 3-1. Sempat ada keraguan menyusul performa Geek Fam yang harus comeback dari lower bracket. Ternyata mereka mampu gulingkan favorit juara dan meraih trofi ketiga di tahun 2020.
Geek Fam melalui hadangan Adroit, T1 dan TNC Predator sebelum sampai ke partai puncak. Laga kontra TNC makin manis karena mereka adalah tim yang melengserkan Xepher dan kawan-kawan ke lower bracket. Meski diunggulkan, Fnatic bukan tanpa kelemahan. Mereka jarang mencetak kemenangan bersih yang artinya musuh punya cara mengeksploitasi pertahanan Iceiceice cs.
GAME 1
Geek Fam memulai draft dengan combo wombo Siren-Disruptor-Grimstroke dan Doom. Hal ini ditujukan untuk mempermudah eliminasi Morphling dari Fnatic yang rentan tumbang kalau tersilence. Beberapa kali inisiasi Geek Fam tepat sasaran. Memperlambat farm Morphling yang bakal mengancam kalau dibiarkan bebas.
Fnatic cuma punya Leshrac sebagai core cadangan. Meski permainan MooN dengan hero ini cukup ngeri, namun ketergantungan kepada skill membuat si Poni Disko tak banyak berkutik bila terkena Doom ataupun Static Storm. Geek Fam pun merebut poin pertama setelah Fnatic GG Call di menit ke-49.
GAME 2
Muak dipermalukan oleh ilusi Fnatic, mengeluarkan hero pencipta kagebushin andalan mereka. Phantom Lancer digunakan untuk pukul-pukulan kontra Terrorblade dari Raven. Kurangnya kemampuan splash damage dari Geek Fam terbukti menyulitkan mereka ketika PL melakukan pengejaran. Meski ada Pangoliar dan Sand King, skill mereka tak cukup menunjukan keberadaan PL yang asli.
Fnatic pun mereplika strategi silence milik Geek Fam. Menggunakan Disruptor dan Puck, mereka membalas kekalahan pahit game pertama dalam waktu 35 menit saja.
GAME 3
Tak terima Terrorblade andalannya kalah. Geek Fam coba sekali lagi menggunakan hard carry satu ini. Duet support Xepher-Whitemon sangat membantu proses farm Raven berkat rotasinya yang agresif di lini pertahanan Fnatic.
Kurangnya disable mumpuni dari Fnatic berdampak pada kemampuan pick off mereka. Praktis, cuma Treant Protector serta Dream Coil dari Puck yang bisa dimanfaatkan untuk crowd control saat teamfight.
Tanpa stunan yang harus diwaspadai, Raven santai membeli BKB setelah 30 menit pertandingan berjalan. Ia pun cuma terciduk sekali dan membunuh 7 kali dengan perolehan networth 22,3K gold, tertinggi dari semua hero.
GAME 4
Laga penentuan juara ONE Esports DOTA 2 League tak mau dibiarkan lepas begitu saja oleh Fnatic. Strategi andalan mereka,Morphling-Earthshaker diturunkan. Sementara Geek Fam mempercayakan late game dengan Anti-Mage sebagi core utama.
Geek Fam mengendalikan laning dengan baik. Lion yang membantu AM di toplane membuat Iceiceice jadi pesakitan dengan Snapfire offlanenya. Sementara Xepher dengan Treant Protector sukses mengamankan kill demi kill di botlane bersama Puck Kuku.
23savage yang bertransisi jadi midlane tak banyak berkembang karena berhadapan dengan Ember Spirit yang cukup kuat saat lane. K juga aktif melakukan gank, memperkuat dominasi Geek Fam sekaligus memberi tekanan agar carry mereka terbebas dari inisiasi.
Investasi waktu Geek Fam berhasil. Networth Raven mulai meroket dan pelan-pelan tak terkendali. Kombo andalan Fnatic pun tak kuasa menghentikan Anti-Mage karena berbagai disable dan sustain yang dimiliki oleh Geek Fam.
44 menit berlalu, Fnatic pun angkat bendera putih dan menyerahkan trofi ONE Esports DOTA 2 League kepada Geek Fam. Xepher dan kawan-kawan berhak atas hadiah senilai $40.000 USD atau sekitar 587 juta Rupiah.