Manajer Real Madrid, Zinedine Zidane, tetap percaya diri melatih Los Blancos meski ancaman pemecatan membayanginya.
Pasalnya manajer asal Prancis tersebut dihantui pemecatan dirinya usai Madrid menderita hasil buruk di Liga Champions.
Madrid dikalahkan oleh Shakhtar Donestk dengan skor 2-0 dalam laga matchday ke-5 Grup B Liga Champions pada Rabu (02/12/20) dini hari WIB. Hasil ini membuat squad Zidane semakin lemah di posisi Grup B dan untuk lolos ke babak 16 besar Liga Champions.
Meski demikian, Zidane bergening dan tetap percaya dengan kemampuannya membawa Madrid untuk tetap sukses di masa mendatang.
“Saya tidak akan mundur sama sekali. Kami akan selalu mengalami saat-saat sulit, dan kami berada dalam kondisi buruk, tetapi kami harus terus maju.” kata Zidane.
“Saya memiliki kekuatan yang dibutuhkan untuk membalikkan situasi dan saya akan memberikan segalanya untuk melakukan itu, begitu pula para pemain.
“Kami bermain bagus dan kami pantas mendapatkan lebih. Kami hanya perlu mengangkat kepala kami dan memikirkan pertandingan berikutnya.” tambah Zidane.
Pada akhir pekan lalu, Madrid juga kalah 2-1 di kandang sendiri saat menjamu Alaves dalam laga lanjutan pekan ke-9 LaLiga Spanyol.
“Kami mengalami saat-saat sulit dan kami akan selalu memilikinya. Kami sedang dalam hasil yang buruk, tidak ada jalan keluar dari itu. Tapi kami harus terus maju.” kata Zidane.
“Ini adalah final piala, kami mempersiapkannya dengan sangat baik, dan menampilkan babak pertama yang bagus. Kami tahu bahwa kami memiliki pertandingan lain yang harus kami menangkan. Selalu ada momen sulit di klub ini.
“Saya akan memberikan segalanya, seperti yang selalu saya lakukan. Di La Liga melawan Alaves kami tidak pantas menang, tapi kami melakukannya hari ini. Itu sepak bola. Kami harus bangkit dan fokus pada pertandingan berikutnya.
“Saya selalu mengatakan hal yang sama, tapi begitulah adanya. Kami harus fokus pada pertandingan berikutnya, yang juga penting.” tambah Zidane.
Beredar rumor, jika Madrid kalah dari Sevilla pada Sabtu ini, maka Zidane akan dipaksa untuk meniggalkan Santiago Bernabeu.