Arsenal sepertinya sudah harus melupakan mimpi mereka untuk meraih gelar Liga Primer musim ini. Meski masih ada 5 pertandingan tersisa bagi mereka, kekalahan 4-1 atas Manchester City membuat kendali tak lagi sepenuhnya berada di tangan mereka. Mikel Arteta dan anak asuhnya harus mengakui kehebatan dan kematangan Pep Guardiola serta para pemain Manchester City yang sudah terlatih untuk bertanding di dalam situasi penuh tekanan.
2 gol Kevin De Bruyne serta sepasang gol dari Stones dan Haaland hanya bisa dibalas oleh Rob Holding dan membuat City yang punya 2 tabungan laga bisa menyalip Arsenal andai menyapu bersih laga sisa tersebut. Arteta pun mengakui bagaimana Arsenal kalah segalanya dari City di laga tersebut. Terlepas dari kekehnya Arteta menggunakan formasi dan pemain yang sama di awal laga, sebenarnya ada perubahan yang Arteta lakukan di babak kedua. Sayang, skor 2-0 di babak pertama membuat City bisa bermain lebih nyaman dan membuat Arsenal perlu melakukan segala sesuatunya dengan lebih terburu-buru. Kini, Arsenal yang nyaris sepanjang musim menduduki posisi puncak hanya bisa berdoa City kelelahan di bulan Mei. Itupun dengan catatan Arsenal bisa menyapu bersih 5 laga ke depan yang cukup berat.
Nasi sudah menjadi bubur. Arteta dan Arsenal perlu segera memperbaiki diri dan sadar bahwa segala sesuatunya belum benar-benar terlambat. Tim Arsenal saat ini masih sangat muda dengan rataan usia 24,7 tahun. Jika bisa terus memperbaiki sistem bermain serta memiliki rencana cadangan di saat terdesak, Arsenal dan Arteta nampaknya bisa menjadi pesaing serius perebutan gelar juara lagi di musim-musim ke depan saat semua pemain lebih matang. Terlebih, Arsenal siap menggelontorkan dana untuk memperdalam skuad mereka di musim panas nanti. Kedalaman skuad yang merata tentu sangat dibutuhkan Arsenal guna menghadapi kerasnya persaingan baru di musim depan yang dibarengi dengan keikutsertaan mereka di ajang Liga Champions setelah absen selama 6 musim terakhir.
Pengalaman yang mereka dapatkan dari laga melawan City ini harus menjadi pemantik semangat mereka untuk hari ke depan. Arsenal setidaknya harus bisa memaksa City bermain lebih tidak nyaman. Kegagalan untuk membuktikan keabsahan mereka sebagai pemuncak klasemen Liga Primer musim ini dari City sewajibnya menjadi sinyal bagaimana tingginya bukit yang harus mereka daki untuk menjadi yang terbaik. Konsistensi dan kemampuan untuk beradaptasi juga harus dimiliki oleh Arteta dan skuad mudanya guna menghadapi banyak ketidakpastian yang sering terjadi di dunia sepakbola profesional.
Apapun hasilnya di akhir musim nanti, Arteta dan Arsenal sudah menunjukkan progres yang lebih dari memuaskan. Hanya saja, mimpi yang mereka tawarkan selama 9 setengah bulan terakhir ini memang terlalu indah untuk diabaikan hingga memaksa banyak pihak untuk terlanjur kecewa dengan beberapa hasil buruk yang mereka dapatkan di bulan April ini.