One hit wonder.
Itulah julukan yang sempat disematkan untuk Harry Kane di musim perdananya menjadi penyerang utama di Tottenham Hostpurs 3 musim lalu. Dan kita percepat hingga detik ini, Kane telah mencetak 20 lebih gol setiap musimnya dengan musim lalu ditutup oleh gelar raja pencetak gol di ajang Liga Premier Inggris.
Menghadapi Stoke City, Spurs yang baru saja ‘kembali’ tersingkir dari kancah Eropa memulai babak pertama dengan sensasional. Skor 4-0 menjadi bukti bahwa Spurs memang tidak main-main untuk mempertahankan asa mereka menempel sang pemuncak klasemen Chelsea.
Harry Kane menjadi aktor utama dengan hattrick dan sebuah assist yang dihasilkannya malam kemarin (WIB). Ini merupakan hattrick ketiga Kane dalam 9 laga terakhir Spurs. Trigolnya juga membawa Kane duduk bersama Romelu Lukaku dan juga Alexis Sanchez sebagai pencetak gol terbanyak sementara dengan 17 gol sejauh 26 laga di musim 2016/2017.
Mauricio Pochettino menegaskan bahwa Kane mempunyai segala atribut untuk menjadi legenda di Spurs. Dan perlu diingat bahwa Kane baru berusia 23 tahun. Masih banyak yang bisa ditawarkan oleh Kane dalam menghancurkan pertahanan lawan di usianya yang masih mengijinkannya untuk terus berkembang.
Kane menjadi pemimpin lini utama Spurs dalam balutan formasi 3-4-2-1 ala Pochetinno. Aksinya mengingatkan publik bahwa mungkin striker tersebut adalah yang terbaik yang dimiliki Inggris saat ini. Hal ini sungguh luar biasa mengingat awal karirnya yang berjalan kurang mulus setelah berkelana ke banyak klub seperti Leyton Orient, Millwall, dan juga Leicester City sebagai pemain pinjaman.Gol pertamanya di laga menghadapi Stoke City membawa raihan golnya menjadi 100 untuk Spurs di seluruh ajang.
Dan membicarakan Kane nampaknya tidak bisa kite melupakan sosok striker lain di tubuh Spurs musim ini. Sial untuk Vincent Jansen, pemain yang didatangkan sebagai pencetak gol terbanyak di Eredivise musim lalu dengan mahal 17,5 juta Poundsterling itu, rasanya mustahil menggusur posisi Kane dengan rekor mencetak 4 gol yang bahkan bukan melalui proses permainan terbuka. Nampaknya penampilan Kane kemarin cukup membuatnya yakin untuk segera hijrah demi masa depan yang lebih baik.
Sungguh menyenangkan melihat striker asli Inggris kembali menjadi bahan perbincangan selama beberapa musim terakhir ini. Setelah Jamie Vardy gagal mempertahankan performa sensasionalnya musim lalu, kali ini Kane bisa dengan bangga menghapus julukan “One hit wonder” yang mungkin lebih tepat disematkan kepada rekannya di tim nasional Inggris tersebut. Hal ini juga jelas menjadi legasi penerus yang layak bagi Alan Shearer, Teddy Sheringham, serta Michael Owen sebagai pendahulu Kane.
Entah masa depan apa yang akan menanti Kane nanti, namun Pochetinno beranggapan bahwa saat ini Kane sudah merupakan salah satu yang terbaik di dunia.
Jika ingin membuktikan bahwa pernyataan sang pelatih adalah benar maka ada baiknya Kane tidak hanya memberika gelontoran gol bagi Spurs namun juga sebuah gelar yang akan terus dikenang berkat jasanya membela The Lilywhites.
