Arsenal dalam Satu Dekade - Berita Olahraga | Betting Online | Kasino Online

Arsenal dalam Satu Dekade

Hari ini kita akan menutup tahun 2019 dan memasuki dekade baru di tahun 2020. Maka dari itu, ijinkan saya untuk merangkum momen – momen terbaik klub kesayangan saya yang tengah terseok – seok musim ini.

Inilah rangkuman momen – momen bersejarah dalam satu dekade bersama Arsenal.

Gol terbaik dekade ini:

Aaron Ramsey vs Hull City FA Cup Final 2014

Tertinggal 2-0, Arsenal akhirnya berhasil membalikkan keadaan dan membuka puasa gelar mereka selama 9 tahun. Musim ini Ramsey, Ozil, dan Cazorla menjadi nyawa permainan Arsenal dan pada akhirnya momentum serta kepentingannya membawa gol ini terpilih melewati gol tendangan kalajengking Giroud, gol solo Ozil, serta goal team-play terbaik milik Jack Wilshere.

Pertandingan terbaik dekade ini:

Arsenal vs Barcelona Leg pertama babak 16 besar Liga Champions 2010/2011

Skor akhir 2-1 membawa Emirates mengalami malam terbaik mereka sejauh ini. Performa luar biasa Jack Wilshere yang mengantongi Xavi, Iniesta, hingga Messi menjadi perbincangan yang mengguncang dunia. Gol indah Arshavin menjadi momen yang tak akan terlupakan buat semua pasang mata yang menyaksikan pertandingan tersebut secara langsung maupun dari layar kaca. Saya sampai menangis saking senangnya. Menang melawan tim terbaik dunia saat itu tentu bukan hal yang mudah bagi Arsenal yang tengah dirundung krisis.

“What If” dekade ini:

Arsenal vs Leicester Liga Primer Inggris 2015/2016

Gol menit akhir Danny Welbeck seakan membuat para Gooners percaya bahwa musim itu seharusnya menjadi musim milik Arsenal, bukan Leicester. Sayang, kekalahan 3-2 setelahnya dari Manchester United yang menurunkan skuad muda mereka jadi momentum yang meredupkan peluang Arsenal meraih titel Liga pertama mereka setelah era Invincibles. Keengganan Kroenke untuk berbelanja di bursa transfer awal musim juga semakin menegaskan niatan pemilik klub yang kurang ambisius. Arsenal hanya mendatangkan Petr Cech di bawah mistar dan tidak memperkuat lini lain saat seharusnya mereka bisa jadi salah satu terbaik Liga Primer kala itu.

Pembelian terbaik dekade ini:

Mesut Ozil musim 2013/2014

Kedatangan Ozil yang mendadak di deadline day musim 2013/2014 menjadi pelopor kebangkitan Arsenal di era – era terakhir Wenger. Meski tak berjalan semulus yang diharapkan, Ozil tetap menjadi pembelian terbesar dan terpenting Arsenal hingga saat ini. Tanpa Ozil, Arsenal akan tetap dipandang sebagai tim yang hanya besar di masa lampau dan terlalu pelit hingga kesulitan bersaing di era modern saat ini. Semoga saja Ozil akan mengakhiri ceritanya di Arsenal dengan manis di kemudian hari.

Pembelian terburuk dekade ini:

Shkrodan Mustafi musim 2016/2017

Sempat membawa Arsenal tidak terkalahkan dalam 22 laga beruntun, Mustafi kini lebih sering dianggap sebagai seorang badut daripada seorang pemain bertahan yang disegani. Meski baru berusia 27 tahun, akan sulit bagi Mustafi untuk mengembalikan karirnya ke puncak tertinggi andai tidak memperbaiki performanya sesegera mungkin. Melihat cuplikan konyolnya di Youtube akan memberikan gambaran jelas perihal kelakukannya selama membela Arsenal 4 musim terakhir ini.

Momen terburuk dekade ini:

Chelsea vs Arsenal Premier League 2013/2014 (6-0), Pertandingan ke-1000 Arsene Wenger

Begitu sakit rasanya melihat Jose Mourinho terus menghina Wenger di setiap kesempatan yang Ia miliki saat itu. Kekalahan 6 gol tanpa balas kala melakoni laganya yang ke-1000 bersama Arsenal juga akan jadi hal yang sulit Wenger lupakan. Selain itu, kesalahan wasit yang memberikan kartu merah pada Gibbs saat seharusnya Chamberlain lah yang dikeluarkan pastinya jadi salah satu momen paling lucu dan aneh dalam sejarah sepakbola Inggris bahkan dunia.

Pemain terbaik dekade ini:

Aaron Ramsey (2008-2019)

Mengalami semua hal baik dan buruk bersama Arsenal mulai dari patah kaki yang hampir menyelesaikan karirnya di usia 19 tahun sampai jadi pahlawan Arsenal kala membuka puasa gelar mereka di tahun 2014. Ramsey menang tipis dari Santi Cazorla yang juga layak terpilih andai tidak mengalami cedera serius di penghujung karirnya bersama Arsenal.

Ramsey adalah pemain terakhir yang menjadi simbol Arsenal era Wenger. Namun demikian, kualitasnya untuk bermain di banyak posisi dan melakukan tusukan ke dalam kotak penalti secara mendadak menjadi hal yang sangat dirindukan Arsenal saat ini. Tanpa Ramsey, Arsenal kesulitan melakukan dobrakan dari lini ke-2 dan pada akhirnya terlalu mengandalkan dominasi Auba-Laca serta umpan silang dari kedua sayap setelah kepergiannya ke Juventus secara gratis.

Emery memang kurang ajar.

Popular News

IMG_4202
Sabar/Reza Juara Spain Masters, Menang Dramatis Lawan Malaysia
31 March 2024
Sabar Karyaman Gutama/Mohammad Reza Pahlevi Isfahani berhasil menjuarai Spain Masters...
8
Duet Gia dan Megawati Pencetak Poin Red Sparks Musim Ini
31 March 2024
Giovanna Milana alias Gia menyatakan tidak ingin mengucapkan selamat tinggal pada...
navii
NAVI melaju ke final Copenhagen Major atas G2
31 March 2024
Natus Vincere muncul sebagai pemenang semifinal kedua PGL Major Copenhagen, mengamankan...
fz
FaZe mengalahkan Vitality untuk mendapatkan tempat terakhir Major
31 March 2024
FaZe menjadi grand finalis pertama PGL Major Copenhagen setelah mengalahkan Vitality...
Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter

SHARE THIS ARTICLE WITH FRIENDS

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on pinterest
Pinterest
Share on google
Google+

Leave a Comment

Your email address will not be published.