Liverpool kalah 0-1 dari Atletico Madrid pada leg pertama babak 16 besar Liga Champions di Stadion Wanda Metropolitano, Selasa (18/2) waktu setempat. The Reds yang biasanya selalu punya solusi untuk setiap situasi kali ini tidak bisa berbuat apapun.
Kali ini, tim kota pelabuhan harus angkat topi pertanda salut untuk racikan taktik Diego Simeone. Pelatih berjuluk El Cholo itu membuat permainan anak asuh Jurgen Klopp buntu selama 90 menit.
Tanda-tanda Liverpool akan kalah di laga ini sudah muncul saat laga baru berjalan empat menit. Gelandang Atletico, Saul Niguez berhasil membobol gawang Alisson Becker.
Saul dengan tenang memasukkan bola ke gawang lawan setelah memanfaatkan peluang dari tendangan pojok. Pemain asal Spanyol itu dengan cepat menanggapi bola liar di kotak penalti.
Setelah gol cepat dari Saul, Atletico bermain lebih hati-hati. Los Colchoneros tetap bermain agresif tetapi tidak lagi berani terlalu menekan.
Tuan rumah fokus bertahan dan memainkan bola-bola panjang langsung ke pertahanan Liverpool. Atletico membiarkan para pemain Liverpool menguasai bola.
Tugas Saul dkk hanya fokus memastikan tidak ada satupun pemain Liverpool yang bebas memberikan ancaman pada Jan Oblak.
Kesan yang muncul laga seperti berat sebelah. Liverpool seolah superior meski sebenarnya gaya bermain Atletico adalah anti strategi yang diciptakan Simeone.
Simeone agaknya sadar permainan menyerang bukan gaya mereka. Dan, tampil ofensif meski di hadapan publik sendiri melawan tim sekelas Liverpool sama saja dengan bunuh diri.
Permainan menyerang akan membuat banyak celah kosong di lini belakang tim ibukota Spanyol. Hal ini bakal memudahkan Mohamed Salah, Sadio Mane, hingga Roberto Firmino mencetak gol.
Taktik bertahan yang dikombinasikan dengan permainan agresif ala Simeone terbukti tepat. Salah dan Mane tidak berdaya karena kesulitan menembus pertahanan Atletico.
Salah berhasil dimatikan bek kiri asal Brasil, Renan Lodi yang pantas disebut pemain terbaik laga ini. Hal serupa dialami Mane yang terus dipepet Sime Vrsaljko hingga akhirnya pemain asal Senegal itu digantikan Divock Origi pada awal babak kedua.
Statistik Mane terbilang buruk karena tidak sekalipun melepaskan tembakan. Origi yang masuk menggantikan Mane juga mengukir catatan buruk serupa.
Salah memang sedikit lebih baik ketimbang Mane dan Origi dengan dua kali melakukan usaha mencetak gol. Tetapi dari dua usaha itu tidak satupun yang tepat mengarah ke gawang Jan Oblak.
Kekalahan ini jadi bukti kemenangan taktik Simeone yang mengandalkan permainan pragmatis. Sebaliknya buat Liverpool, kekalahan ini membuat Klopp harus berpikir lebih keras untuk mengatasi permainan agresif dan bertahan yang diperagakan Atletico.
Sumber foto: dailystar.co.uk