Sebagai penjaga gawang termahal di dunia, Kepa Arrizabalaga jelas jauh dari harapan. Meski didatangkan dengan banderol selangit dari Athletic Bilbao, Kepa lebih diingat akan aksinya musim lalu kala melawan perintah pelatihnya terdahulu, Maurizio Sarri. Aksi tersebut menjadi lebih tragis karena Kepa nyatanya gagal jadi pahlawan dalam laga final Piala Carabao menghadapi Manchester City.
Musim ini, penjaga gawang berusia 25 tahun tersebut masih menjadi andalan utama Chelsea di bawah mistar gawang. Sayangnya, kepercayaan Lampard belum bisa dibayar lunas dengan penampilan konsisten serta meyakinkan. Meski tak adil menyalahkan Kepa seorang, performanya tetap saja gagal menuai pujian akibat seringnya Ia kebobolan gol – gol yang dianggap tidak perlu atau seharusnya, mampu diselamatkan.
Sebagai perbandingan di Liga Primer msuim 2019/2020, Kepa bermain 31 kali dengan hanya mencatatkan 53 penyelamatan serta 7 kali clean sheet. Hasil ini jauh berbeda dibandingkan 2 penjaga gawang muda Inggris yang musim ini tampil menggila, Nick Pope dan Dean Henderson. Pope memimpin perolehan clean sheet di angka 14 kali serta melakukan 112 kali penyelamatan dalam 35 pertandingan. Henderson sendiri menjadi dewa penyelamat bagi Sheffield United yang musim ini tampil luar biasa. Dari 33 pertandingan Ia mencatatkan 13 kali clean sheet serta catatan 90 penyelamatan. Halauan dari kedua penjaga gawang milik Burnley dan Sheffield ini dianggap krusial karena memberi banyak poin di situasi genting. Berbeda dengan Kepa yang secara peringkat bersama Chelsea jelas lebih baik tapi tak sanggup menyumbangkan poin krusial kala diperlukan.
Chelsea yang sudah bebas bergerak di bursa transfer juga mulai menunjukkan gelagat lelah pada Kepa. Diisukan Chelsea mulai menggoda Jan Oblak untuk pindah ke London dengan menebus klausal pembeliannya sebesar 120 juta Euro. Setelah memboyonh Timo Werner serta Hakim Ziyech, Chelsea tentu harus melakukan pembenahan juga di lini belakang mereka yang tidak cukup baik musim ini.
Kepa masih punya waktu untuk membuktikan kemampuannya. Namun, jika saja hal itu terjadi di klub selain Chelsea, nampaknya hanya sedikit orang saja yang akan terkejut.
Kita tahu betapa kejamnya rezim kekuasaan Abramovich bersama Chelsea dalam 16 tahun terakhir Ia berkuasa.
Berhati – hatilah Kepa. Waktumu tidaklah banyak.