Inter Milan mencatatkan rekor memalukan dini hari tadi (WIB) setelah mereka untuk pertama kalinya dalam sejarah berakhir sebagai juru kunci di babak grup Liga Champions. Hasil imbang tanpa gol menghadapi Shakhtar membawa Antonio Conte memperpanjang rekor buruknya di ajang Liga Champions.
Praktis, Conte gagal membawa Inter melaju lebih jauh selama 2 musim terakhir. Meski musim lalu berhasil membawa Inter ke babak puncak Europa League, Conte tetap gagal mempersembahkan trofi. Dan hal sama kembali terulang, bahkan lebih parah musim ini. Melihat kondisi terkini, ada baiknya Conte dan Inter fokus di ajang Serie A yang masih cukup kompetitif. Mereka duduk di peringkat ke-2 terpaut 5 angka dari capolista AC Milan.
Di Eropa, romansa kebangkitan Inter Milan tak kunjung tiba. Setelah tampil digdaya sebagai juara di tahun 2010, Inter hanya mengalami penurunan performa di kancah Eropa. Conte sendiri hanya mampu maju sejauh babak 8 besar kala menukangi Juventus di musim 2012/2013. Setelahnya, bersama Chelsea dan Inter Conte tampil tidak maksimal. Conte hanya sanggup menang 3 kali dalam 15 pertandingan terakhirnya di kompetisi tertinggi antarklub Eropa itu bersama Chelsea dan Inter.
Berhenti berharap memang bukan suatu ajakan yang baik. Namun melihat inkonsistensi Inter Milan beberapa waktu ke belakang, sulit rasanya meyakini Inter akan menawarkan hal berbeda musim ini. Kepedihan akibat kekalahan di laga final Europa League serta gagalnya menempel Juventus hingga akhir musim di ajang Serie A masih belum sepenuhnya terlupakan.
Harapan itu menyakitkan. Ada baiknya Interisti lebih membumi dan siap menghadapi fakta bahwa sebenarnya tim ini belum akan melaju jauh ke arah yang lebih baik. Setidaknya dalam waktu dekat.
