Dimana Kelas Harry Kane? - Berita Olahraga | Betting Online | Kasino Online

Dimana Kelas Harry Kane?

“Killer” alias pembunuh. Itulah hal yang dideskipsikan oleh Mauricio Pochettino saat ia menggambarkan performa anak didik kesayangannya Harry Kan. Kane dinilai pantas digambarkan demikian usai yang bersangkutan mencetak hattrick perdananya di ajang Liga Champions UEFA saat menghadapi Apoel Nicosia.

Trigol Kane membawa Spurs memetik 6 poin hasil 2 kemenangan di grup H bersama dengan Real Madrid yang juga mencatatkan kemenangan atas Borussia Dortmund di hari yang sama. Spurs dan Madrid akan bertemu pada laga 17 Oktober mendatang di Santiago Bernabeu.

Kemenangan Spurs sendiri tidak didapat dengan mudah. Apoel membuat cukup banyak peluang sebelum Kane memecah kebuntuan melalui tendangan terarah kaki kirinya. Gol kedua Kane tercipta melalui sepakan kaki kanannya dan gol ketiga ia cetak melalui sundulan kepala. Sebuah pencapaian yang lengkap saat seseorang mencetak trigol dalam satu pertandingan.

Hattrick Kane sendiri menjadi yang kedua kalinya diciptakan oleh personil Spurs setelah sebelumnya Gareth Bale menjadi satu-satunya pemain Spurs yabg mencetak hattrick di ajang Liga Champions UEFA saat menghadapi Inter Milan pada 10 November 2010 silam.

Pencapaian ini semakin mempertegas status Kane sebagai salah satu penyerang terbaik saat ini. Total ia telah mencetak 11 gol dalam 7 laga bersama klub dan tim nasional pada bulan September. “Ini adalah bulan September, maka saya mengharapkan Kane untuk mencetak gol”, canda Pochettino menyinggung kutukan yang membuat Kane selalu mandul pada bulan Agustus. “Ia mempunyai sesuatu yang spesial di depang gawang dan itu membuatnya pantas disebut sebagai salah satu yang terbaik. Semua penyerang yang berada di level teratas memiliki sesuatu yang spesial ini dan hal itu disebut insting membunuh. Dan tentu Harry memiliki insting tersebut.”

Pencapaian Kane ini membawa pertanyaan mengenai tempat atau kelas dimana ia pantas disejajarkan saat ini. Saat para wartawan membandingkannya dengan Cristiano Ronaldo, Pochettino dengan tegas mengatakan bahwa mereka adalah tipe pemain yang berbeda meski keduanya mahir mencetak gol. Dan tentu saja rasanya lebih pantas membandingkan Kane dengan pemain seperti Alan Shearer, Ruud van Nistelroy, Ronaldo Brazil, atau Aguero, Suarez, dan Falcao jika merujuk pada striker masa kini.

Kane telah membuktikan bahwa ia bukanlah sang “one season wonder” seperti yang banyak orang prediksikan. Kane telah tampil konsisten selama 4 musim terakhir dan 2 buah sepatu emas telah menjadi bukti konsistensi Kane di Liga Inggris. Hanya saja, untuk berdiri sejajar dengan para striker hebat diatas, Kane membutuhkan lebih dari sekedar predikat topskor. Kane butuh sebuah hasil nyata bagi klub dan tim nasional yaitu raihan gelar yang selama ini belum mampu dipersembahkan olehnya.

“Saya sungguh bangga dengan pencapaian saya mala mini. Tentu saya sangat ingin meraih banyak gelar juga untuk klub seperti trofi Liga Inggris, Liga Champion, dan Piala FA. Saya rasa semua pemain besar menargetkan hal serupa semasa mereka berkarir”, ujar Kane.

Jika benar Kane ingin menegaskan statusnya sebagai salah satu yang terbaik, maka musim ini boleh jadi raihan utama yang harus ia raih bukanlah lagi terbatas pada sepatu emas saja tetapi medali dan trofi utama dalam setiap turnamen yang diikuti Spurs.

Sebelum semua itu tercapai, sulit rasanya meyakinkan semua pihak bahwa Kane berada di kelas yang sama dengan para pendahulunya yang juga sama-sama memiliki insting membunuh di depan gawang.

Popular News

IMG_4202
Sabar/Reza Juara Spain Masters, Menang Dramatis Lawan Malaysia
31 March 2024
Sabar Karyaman Gutama/Mohammad Reza Pahlevi Isfahani berhasil menjuarai Spain Masters...
8
Duet Gia dan Megawati Pencetak Poin Red Sparks Musim Ini
31 March 2024
Giovanna Milana alias Gia menyatakan tidak ingin mengucapkan selamat tinggal pada...
navii
NAVI melaju ke final Copenhagen Major atas G2
31 March 2024
Natus Vincere muncul sebagai pemenang semifinal kedua PGL Major Copenhagen, mengamankan...
fz
FaZe mengalahkan Vitality untuk mendapatkan tempat terakhir Major
31 March 2024
FaZe menjadi grand finalis pertama PGL Major Copenhagen setelah mengalahkan Vitality...
Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter

SHARE THIS ARTICLE WITH FRIENDS

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on pinterest
Pinterest
Share on google
Google+

Leave a Comment

Your email address will not be published.