Semakin banyaknya event esport yang ada di Indonesia merupakan satu bukti bahwa esports kini sudah jauh berkembang dan diterima banyak kalangan, namun dengan semakin banyaknya acara esports pasti akan ada satu yang bertabrakan, itu yang terjadi antara IEG dan juga Predator, membuat IEG Dota 2 dibatalkan.
Total seharusnya ada delapan tim, empat yang berasal dari direct invite dan empat yang berasal dari open qualifier, namun dengan adanya satu event lagi yaitu Acer Predator Tournamen, membuat IEG Dota 2 dibatalkan, karena enam dari delapan peserta memilih untuk mengundurkan diri.
Kita tahu sendiri bahwa Indonesia Esports Games merupakan satu dari sekian banyak event besar esports yang ada di awal tahun 2019, dengan mempertandingkan berbagai macam permainan seperti Dota 2, Mobile Legends, PUBG M, CS:GO, Point Blank dan juga Tekken 7.
Dengan hadiah yang mencapai ratusan juta rupiah, jelas turnamen ini menjadi salah satu ajang yang cukup bergengsi. Namun berita dibatalkannya untuk bagian turnamen Dota 2 sendiri, merupakan hal yang cukup mengejutkan.
Berita ini didapatkan dari fanpage Mastermind yang menjadi EO dari acara ini, yang menyatakan bahwa Dota 2 resmi dibatalkan dan format pertandingannya akan diubah menjadi format pertandingan eksebisi. Hanya dengan menampilkan dua tim yang belum mengundurkan diri, yaitu PG.Orca dan juga PG.Godlike.
Penasaran dengan apa yang terjadi, kami sempat menanyakan hal ini langsung ke CEO dari Mastermind tentang hal ini.
Dia menyatakan bahwa, benar adanya Dota 2 akan tetap dijalankan dan menjadi bagian dari main event di IEG nanti 26 sampai 27 Januari 2019, namun hanya memiliki format sebagai eksebisi.
Lantas bagaimana dengan hadiah? Hadiah akan tetap diberikan kepada tim partisipan namun mengalami beberapa penyesuaian dari segi jumlah.
Terkait hal ini kami juga sempat menanyakan perihal hal ini, kepada salah satu manager tim yang menjadi bagian dari delapan besar untuk babak playoff ini, yaitu dari tim Alter Ego.
Menurut penuturannya, para manager tim yang tergabung dalam grup chat untuk turnamen ini, sempat menanyakan terkait jadwal turnamen yang bertabrakan ini kepada pihak EO.
Bahkan mereka mengusulkan untuk membuat bagian dari turnamen Dota 2 menjadi online match, tetapi pihak EO tidak menginginkan hal tersebut dan membuat keputusan, lebih baik membatalkan bagian Dota 2.
Semoga apa yang terjadi ini bisa cepat diselesaikan dengan baik, serta menjadi pembelajaran bagi para insan penggiat esports tanah air agar lebih teliti lagi dalam mengadakan event offline.
Menurut opini penulis, kita membutuhkan satu komunitas yang solid, bukan komunitas yang saling sikut bagi para insan di dalamnya untuk bisa menjadi yang terdepan. Semoga esports Indonesia semakin maju lagi di masa depan.