Pelatih ganda putra Indonesia Herry Iman Pierngadi mengaku sangat bangga dan mengucapkan terima kasih atas perjuangan yang telah dibuat anak didiknya yang bisa membuat all Indonesian final di Asian Games 2018.
Indonesia memastikan satu medali emas dari nomor ganda putra setelah Kevin Sanjaya/Marcus Gideon akan bertemu Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto pada laga final, Selasa (28/8/2018).
Kali terakhir ganda putra menciptakan all Indonesian final melalui Tjun Tjun/Johan Wahjudi dan Christian Hadinata/Ade Chandra di Asian Games 1974 di Iran.
“Saya ucapkan terima kasih, ini jadi kado ulang tahun saya. Medali emas karena sudah terlalu lama kita tidak pernah all Indonesian final di Asian Games. Tidak gampang dan tidak mudah. Terima kasih,” kata Herry yang berulang tahun pada 21 Agustus lalu.
Di final Herry IP dipastikan tidak akan menemani kedua pasangan tampil di lapangan. Ia memilih untuk netral menyaksikan laga final Kevin/Marcus vs Fajar/Rian dari bangku tribune.
Herry IP yakin kedua pasangan bakal saling ngotot untuk memenangkan pertandingan. Terutama buat Fajar/Rian yang posisinya berada di bawah Kevin/Marcus.
“Sama-sama anak buah, saya nikmati pertandingan saja di atas (tribune) sambil ngopi. Teknisnya, strateginya masing-masing mereka memutuskan mau pola seperti apa di final,” kata Herry IP.
Pelatih yang juga membawa pasangan Muhammad Ahsan/Hendra Setiawan meraih medali emas di Asian Games 2014 itu menganggap regenerasi ganda putra Indonesia saat ini berjalan sesuai harapan.
“Ucap syukur, terima kasih memang tradisi di ganda putra bisa kasih juara. Paling nanti pemain dan pelatih kita undang makan yang bayar yang juara. Ulang tahun saya juga berdekatan dengan Hendra Setiawan, jadi bisa digabung. Terima kasih sudah bisa jadi juara,” pungkasnya.
Fajar/Rian Berambisi Juara
Fajar tak mau tanggung-tanggung pada penampilannya di Asian Games 2018, sekalipun ini menjadi penampilan perdananya di ajang multi event olahraga terbesar di Asia. Sehingga medali emas menjadi targetnya saat ini.
“Alhamdulillah, bersyukur kita abisa ke final. Intinya sangat bangga. Kalo sudah final enggak mau tanggung, semoga besok lebih baik lagi,” ujarnya.
Di semifinal, sebenarnya Fajar/Rian bisa menang dalam dua set langsung. Namun, di poin-poin kritis gim kedua, Fajar/Rian banyak melakukan kesalahan yang menguntungkan lawannya.
Kemenangan atas Li Junhui/Liu Yuchen juga sekaligus membalas kelahan atas pertemuan keduanya di nomor beregu putra.
“Kita lebih siap dari awal. Sejak awal kami banyak menekan, lawan juga sepertinya tidak tampil maksimal,” tambah Rian.
Sumber foto: liputan6.com; sport.tempo.co