Penjaga gawang gaek Gianluigi Buffon mulai buka suara mengapa dirinya meninggalkan raksasa Ligue 1 Paris Saint-Germain di akhir musim 2018/19. Mantan pemain Juventus tersebut mengaku bahwa ia menolak untuk dijadikan sebagai penjaga gawang kedua.
Selain Buffon, PSG juga memiliki penjaga gawang kedua yaitu Alphonse Aerola. Mengingat usai Buffon yang mulai menua, raksasa Prancis mulai mencari alternatif penjaga gawang lainnya di musim depan.
“PSG telah mengatakan kepada saya sekitar lima bulan lalu bahwa mereka akan menjadikan saya sebagai penjaga gawang kedua.” kata Buffon dilansir Football Italia.
“Sejak bulan Januari, saya memiliki banyak waktu untuk memikirkan hal tersebut dan sampai pada kesimpulan bahwa itu bukan untuk saya, jadi saya merelakan uang yang banyak dan opsi satu tahun lagi,” tambah Buffon.
Buffon adalah penjaga gawang paling tua di Eropa saat ini. Meski telah mencapai usia 41 tahun, pria asal Italia itu tetap ingin bermain hingga dirinya benar-benar memutuskan untuk pensiun.
Kini Buffon sedang mempertimbangkan langkah karier berikutnya, setelah menolak perpanjangan kontrak dengan PSG setelah satu musim di Prancis.
“Permintaan mereka masuk akal, bisa dipahami, dan tawarannya sangat menarik. Meski demikian, di usia 41 tahun, saya memiliki kebutuhan psikologis untuk merasakan sensasi.” kata Buffon.
“Emosi diwujudkan ke energi, mimpi, merasa jadi bagian sesuatu. Ini juga pilihan yang tidak akan pernah bertabrakan dengan masa lalu saya di Juventus.
“Sekarang saya persis seperti di musim panas lalu, dalam kondisi yang tenang luar biasa, pikiran tenang, di mana segalanya terbuka untuk saya dan bisa saja berakhir dalam 12 bulan atau 15 hari.” tambah Buffon.
Buffon bergabung dengan PSG pada Juli tahun lalu dengan kontrak selama satu tahun dan opsi satu tahun tambahan. Berasama PSG di msuim lalu, Buffon telah membuat 26 tampilan di semua kompetisi. Sebelum hijrah ke Paris, ia telah bermain selama 17 musim di Juventus.
Menanggapi beberapa kritik akhir-akhir ini mengenai dirinya sebaiknya mengundurkan diri dari dunia sepakbola, Buffon menjawab ia tidak mempermasalahkan hal tersebut.
“Saya tidak terlalu terganggu. Orang-orang yang saya temui di jalan, terutama di luar negeri, tetapi juga di Italia, menemui saya dengan kasih sayang dan rasa hormat yang kadang-kadang bahkan tampak berlebihan.” kata Buffon.
“Seperti yang sering saya ulangi, saya menghabiskan 15 tahun pertama mencoba merusak citra saya dan 10 tahun berikutnya mencoba menebusnya.” tutup Buffon.