Permasalahan di dalam tubuh tim Manchester United ternyata belum juga usai. Dipecatnya Ole Gunnar Solskjaer dan datangnya Ralf Rangnick ternyata tak semudah itu berbuah manis. Kembali merebaknya varian baru virus pandemi COVID-19 juga memperparah progres yang tak mudah bagi tim peraih 20 gelar Liga Primer tersebut.
Kekalahan 0-1 dari Wolverhampton Wanderers di Old Trafford seakan membuka borok Manchester United yang kian tercium bau busuknya. Shaw yang diwawancara usai laga pun berujar bahwa tim seakan tidak bersatu saat bermain di lapangan. United bermain sungguh buruk meski di atas kertas sudah dibekali pemain berkualitas serta mendapatkan arahan cara bermain baru dari Rangnick. Memang segalanya butuh proses dan tidak adil untuk menyalahkan Rangnick atau para pemain saja, namun, yang terjadi nampak jauh lebih buruk dari hal yang selama ini diduga sebagai proses jatuh bangun pembelajaran cara bermain atau melatih yang baru.
Berita mengungkapkan bahwa yang sebenarnya terjadi adalah kembali tidak harmonisnya para pemain dan jajaran staf di ruang ganti. Rangnick yang hanya berstatus sebagai pelatih interim dianggap sebelah mata saja oleh beberapa pemain. Para pemain beranggapan bahwa strategi Rangnick juga sulit diikuti hingga menyebabkan beberapa pemain terlihat ogah hingga membentuk beberapa kubu terpisah. Pemain seperti Lingard, Van de Beek, Baily, hingga Dean Henderson dikabarkan tak kerasan dan jadi sebagian dari 11 pemain yang katanya ingin segera hengkang dari Manchester United.
Ada juga rumor yang mengatakan bahwa Cristiano Ronaldo punya pengaruh yang sangat besar dan membuat komando tim tak sepenuhnya dikuasai Rangnick. Meski akan segera menjabat sebagai ketua konsultasi tim di musim depan, banyak pemain sudah emoh dengan cara Manchester United yang dianggap tak tegas serta tanpa arah yang jelas terutama di musim ini.
Kusut memang permasalahan di atas. Mulai dari adaptasi yang sulit dengan pola permainan baru, tidak harmonisnya para pemain, ketidakpercayaan pada sistem baru, hingga komando tim yang tak satu arah dan menimbulkan kebingungan. Entahlah, mungkin benar jika kehebatan Manchester United memang kini hanya tercatat di buku sejarah semata.
Tragis.