Setelah menjadi kandidat kuat sebagai tim yang akan terdegradasi di musim 2021/2022, Newcastle seakan mengamuk dan membuktikan pada dunia perihal eksistensi mereka yang sempat berkibar jaya puluhan tahun silam.
Semua berubah saat Eddie Howe dipilih menjadi pelatih baru tim berjulukan The Magpies ini. Tak hanya itu, akuisisi yang dilakukan pangeran Arab Saudi musim lalu juga membuat Newcastle punya dana besar untuk memperkuat komposisi tim secara perlahan. Buktinya musim ini Newcastle menjadi salah satu tim kuda hitam yang banyak mencuri perhatian.
Kini, saat musim 2022/2023 hanya tinggal menyisakan 1 pertandingan, Newcastle resmi akan mengakhiri musim dengan posisi 4 sebagai posisi terburuk. Artinya, saat musim sebelumnya mereka nyaris terdegradasi, musim ini Newcastle malah berhasil kembali ke ajang Liga Champions yang terakhir mereka ikuti 20 tahun silam saat masih dilatih oleh Sir Bobby Robson.
Kedatangan pemain-pemain baru seperti Pope, Trippier, Guimaraes, hingga Isak membuat Howe punya keleluasaan untuk mengambil banyak opsi. Pemain seperti Miguel Almiron juga terus berkembang dan mencapai level permainan yang baru di musim ini. Semua berkat kombinasi tangan dingin dari Howe dan gelontoran uang dari pemilik klub baru yang dikeluarkan secara perlahan tanpa merusak harmonisasi tim yang sudah berjalan.
Newcastle tentu takkan berhenti sampai disini. Musim depan seharusnya mereka akan semakin kuat dan menjadi pengganggu bagi tim-tim tradisional Liga Primer, bahkan mungkin menjegal laju beberapa raksasa Eropa di ajang Liga Champions. Musim ini, trofi hampir mampir ke tangan mereka setelah Newcastle berhasil menembus babak final Piala Carabao namun berujung kekalahan dari Manchester United di Wembley.
Waktu akan menjawab apakah performa Newcastle musim ini akan membawa mereka menuliskan kembali lembaran cerita sukses secara konsisten atau hanya sekedar lalu saja seperti yang dialami banyak klub-klub setiap musimnya.