Mason Dan Pendeknya Karir Seorang Pesepakbola - Berita Olahraga | Betting Online | Kasino Online

Mason Dan Pendeknya Karir Seorang Pesepakbola

Ryan Mason baru berusia 26 tahun dan sudah harus menerima kenyataan tentang pahitnya karir sebagai seorang pesepakbola profesional. Meski mendapatkan gaji mingguan yang sangat tinggi, karir pesepakbola profesional biasanya tidaklah panjang dan hanya mencapai titik tertingginya dalam kisaran 5-7 tahun secara rata-rata. Itupun disertai dengan bayang-bayang cedera yang mampu mempengaruhi keadaan masa depan sang pemain tertentu.

Mason harus menelan pil pahit setelah kini dirinya resmi tak lagi mampu melanjutkan karir sebagai pesepakbola profesional bersama Hull City. Pemain asal Inggris yang sempat membela Tottenham Hotspurs dari level junior hingga menembus tim senior ini mengalami cedera kepala yang hampir merenggut nyawanya pada 22 Januari 2017 lalu. Saat bertandang ke Stamford Bridge, Mason yang berusaha membuang bola hasil umpan Pedro Rodriguez malahn beradu kepala dengan Gary Cahill, pemain bertahan dari Chelsea. Wasit dan para pemain di lapangan pun langsung memanggil tim medis karena tahu bahwa keadaan tak terlihat baik. Perlu waktu 9 menit hingga Mason mampu meninggalkan lapangan sambil dibantu oleh tabung oksigen guna menolong saluran pernapasannya yang terganggu akibat benturan keras tersebut.

Kejadian mengerikan tersebut membuat banyak pihak mengerti maksud dari pensiunnya Mason dari dunia sepakbola. Benturan pada kepala dan sisi kanan wajah Mason nyaris merenggut nyawanya jika saja tidak ditolong dengan tepat oleh tim medis kala itu. Kredit pantas diberikan pada dokter tim Hull City, Mark Whaller. Whaller memilih rumah sakit St. Mary yang berjarak cukup jauh (ditempuh dalam waktu 30 menit) karena tahu bahwa rumah sakit tersebut memiliki tim terbaik untuk penanganan cedera kepala.

Keputusan ini diambil karena Mason mengaku merasakan ada aliran darah yang mengalir di dalam kepalanya. Hal tersebut diikuti dengan sakit luar biasa pada sisi kanan wajah Mason. Dugaan Whaller akan adanya retak tulang tengkorak pada kepala Mason pun terbukti benar dan pilihannya membawa Mason ke St. Mary menyelamatkan nyawa sang pemain. Mason pun mengalami perawatan intensif selama beberapa minggu dan menjalani proses pemulihan selama 13 bulan lamanya.

Banyak pihak yang menyayangkan keputusan Mason untuk pensiun dini. Hanya saja, mereka paham bahwa pilihat tersebut terpaksa diambil karena tak ada lagi pilihan lain yang bisa diambil oleh Mason untuk memperpanjang karirnya sebagai pesepakbola.

Cahill selaku pemain yang terlibat dalam insiden tersebut ikut menyuarakan simpati dan dukungannya pada Mason melalui media sosial. “Saya merasa sedih saat mendengar kabar hari ini dari Ryan. Berduel dalam situasi sepak pojok adalah sesuatu yang kita lakukan ribuan kali dan untuk melihat konsekuensinya kepada pemain profesional seperti Ryan sungguh menyesakkan. Saya mengirim segenap cinta kepada dia dan keluarganya, serta mendoakannya yang terbaik untuk masa depan,” tulis Cahill.

Pochettino selaku pelatih Mason saat masih membela Spurs juga ikut memberikan suara mengenai berita sedih tersebut. “Ini adalah berita yang sangat menyedihkan tapi dia membuka pintu untuk masa depannya bersama keluarganya. Ryan telah berada di tempat latihan dalam beberapa hari ini. Kami telah berbicara dengannya dan dengan kepala akademi kami  John McDermott. Dia akan sukses dalam hal apapun yang dia lakukan. Dia akan selalu menjadi pemain spesial buat saya,” terang Pochettino seperti apa yang dilansir dari media berita The Sun.

Popular News

IMG_4202
Sabar/Reza Juara Spain Masters, Menang Dramatis Lawan Malaysia
31 March 2024
Sabar Karyaman Gutama/Mohammad Reza Pahlevi Isfahani berhasil menjuarai Spain Masters...
8
Duet Gia dan Megawati Pencetak Poin Red Sparks Musim Ini
31 March 2024
Giovanna Milana alias Gia menyatakan tidak ingin mengucapkan selamat tinggal pada...
navii
NAVI melaju ke final Copenhagen Major atas G2
31 March 2024
Natus Vincere muncul sebagai pemenang semifinal kedua PGL Major Copenhagen, mengamankan...
fz
FaZe mengalahkan Vitality untuk mendapatkan tempat terakhir Major
31 March 2024
FaZe menjadi grand finalis pertama PGL Major Copenhagen setelah mengalahkan Vitality...
Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter

SHARE THIS ARTICLE WITH FRIENDS

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on pinterest
Pinterest
Share on google
Google+

Leave a Comment

Your email address will not be published.