Out of this world!
Luar biasa. Tim terbaik di era Liga Primer. Tak terkalahkan.
Itulah segala sematan yang diberikan para pecinta sepakbola sebelum Liverpool kalah secara mengejutkan dari Watford 3 gol tanpa balas. Meski ada beberapa yang beranggapan bahwa Liverpool banyak terbantu oleh teknologi VAR, kita tak bisa menghindari kenyataan bahwa Liverpool adalah tim terbaik dunia dalam beberapa bulan terakhir terhitung semenjak musim 2019/2020 bergulir.
Yang lucu, mereka lupa betapa sulitnya pencapaian tak terkalahkan ini membuat banyak pihak kurang memanusiakan Liverpool. Mungkin, fakta bahwa Liverpool berlari seorang diri tanpa tersaingi tim lain membuat Liverpool masuk ke dimensi yang berbeda. Rentetan kemenangan tanpa hasil seri seakan membuat mereka tampak sempurna. Hal ini pula yang membuat banyak pihak yakin bahwa mereka akan melangkahi pencapaian Invincibles milik skuad Arsenal di musim 2003/2004. Hasil 26 kemenangan dan 12 hasil seri diolok – olok. Pencapain itu dianggap tak superior. Raihan 90 poin tak lagi banyak dipandang ketika City dan Liverpool tampil kesetanan di 2 musim terakhir dengan raihan 100 poin, 99 poin, serta 98 poin.
Dan kini, kekalahan mengejutkan dari Watford kembali memanusiakan Liverpool dan membuat banyak pihak tahu, betapa spesialnya pencapaian Arsenal kala itu. Nampaknya, tak terkalahkan dalam satu musim liga sudah menjadi hal yang nyaris mustahil. Dibutuhkan lebih dari skill, kekompakan, serta mental kuat untuk terus melaju tanpa henti. Dan pada akhirnya, pencapaian tertinggi itu tak mampu mereka raih. Juara Liga hanya tinggal masalah waktu, tapi kekalahan ini membawa Liverpool kembali ke bumi dan mengingatkan kita bagaimana tim ini sebenarnya punya banyak celah yang sudah mulai terlihat retaknya dalam beberapa minggu terakhir.
Kekalahan dari Atletico Madrid di Eropa dan Watford di liga lokal membawa Chelsea sebagai penantang terbaru The Reds di ajang Piala FA punya sedikit banyak harapan untuk melanjutkan tren negatif pasukan Klopp. Meski demikian, Lampard tahu benar bahwa kekalahan dari Watford bisa saja menjadi sebuah anomali. Konyol jika kita beranggapan Liverpool akan ambruk dan terlihat kepayahan hanya karena satu kekalahan. Satu atau dua kekalahan tak membuat Liverpool menjalani musim yang biasa saja. Mereka tetap tampil bak tim dari luar angkasa yang hanya mendarat ke bumi untuk isi bensin atau sekedar mengisi perut akhir pekan lalu. Jika tak hati – hati, calon lawan berikutnya bisa jadi tempat pelampiasan yang mengerikan bagi Liverpool.
Hal di atas semoga jadi pengingat bagi banyak orang yang mungkin belum menikmati sepakbola di awal medio 2000-an. Mereka harus tau bahwa menjadi abadi layaknya tim Arsenal di musim 2003/2004 bukanlah perkara yang bisa dicapai sembarang tim. Saat 20 tim yang ada dalam divisi utama ini selalu tampil tak konsisten dan kurang meyakinkan setiap minggunya hal di atas tentu jadi pencapaian yang sungguh teramat mengerikan. Belum halnya dengan persaingan gelar yang melibatkan 5-6 tim setiap musimnya.
Oh Liverpool. Maaf, coba lagi ya musim depan. Semoga beruntung.
Tapi tenang. Musim ini kalian adalah yang terbaik. Semoga raihan 100 poin bisa kalian lewati demi kesejahteraan para pendukung kalian yang mulai kehilangan akal sehatnya pekan lalu.
