Memanusiakan Pesepakbola - Berita Olahraga | Betting Online | Kasino Online

Memanusiakan Pesepakbola

Piala Eropa baru berjalan 1 hari namun sudah cukup banyak kisah yang bisa kita ceritakan dari turnamen tersebar antar negara di Eropa ini. Selain mobil mini Volkswagen yang viral, semangat para pemain Italia di laga perdana, aksi heroik pemain underdog seperti Kiefer Moore dan Danny Ward, dan ketajaman Romelu Lukaku, ada kisah Christian Eriksen yang tentu menjadi perbincangan hangat sejak tengah malam kemarin (WIB).

Eriksen kolaps di menit ke-41 babak pertama saat Denmark menghadapi Finlandia. Sungguh mengerikan.

Aksi cepat sang kapten tim, Simon Kjaer dengan bantuan tim medis pada akhirnya menyelamatkan nyawa Eriksen. Solidaritas para pemain dari kedua belah tim serta dukungan penuh para pendukung yang hadir menjadi kisah yang akan tercatat dalam sejarah selamanya. Hal seperti ini tentu tidak kita harapkan terjadi lagi di kemudian hari. Kembalinya timnas Denmark untuk berlaga setelah hampir 1 jam lepas kejadian juga patut diapresiasi setinggi-tingginya. Pasti sulit bermain di bawah tekanan mental setelah kejadian yang nyaris merenggut nyawa pemain terbaik mereka tersebut. Meski diberikan opsi untuk memulai pertandingan kembali di esok hari oleh UEFA, para pemain Denmark memilih untuk melanjutkan pertandingan setelah memastikan bahwa Eriksen berada dalam kondisi baik. Pelatih Denmark, Kasper Hjulmand berujar bahwa para pemainnya setuju untuk melanjutkan pertandingan karena nampak mustahil bagi mereka untuk pulang dan beristirahat dalam kondisi saat itu. Apalagi untuk kembali bermain keesokan harinya saat kondisi trauma bisa saja menyerang mereka.

Kekalahan dan kemenangan pun jadi tak begitu berarti di laga tersebut. Finlandia yang seharusnya berpesta karena kemenangan perdana mereka di turnamen besar pertama mereka juga merasakan bahwa kemenangan mereka menjadi minim arti setelah kejadian mengerikan yang terjadi di depan mata mereka. Pada tahap ini kita semua diingatkan bahwa sepakbola hanyalah hal kesekian dalam hidup. Nyawa dan keselamatan pemain jelas menjadi prioritas yang tak bisa ditawar lagi harganya dalam setiap pertandingan apapun bentuknya.

Eriksen sendiri pada akhirnya meninggalkan lapangan dengena kondisi sadar diri setelah aksi cepat tim medis Denmark. Kini Ia dikabarkan sudah dalam kondisi normal dan baik-baik saja meski penanganan lebih lanjut wajib dilakukan. Eriksen bahkan masih sempat berkomunikasi dengan Hjulmand sebelum dilarikan ke rumah sakit.

Sebesar apapun pagelaran Piala Eropa tahun ini, kita disadarkan bahwa pada ujungnya, para pelaku di lapangan yang menyajikan kita hiburan selama masa sulit ini juga hanyalah manusia biasa. Sepakbola sebagai teman dan pelarian kita dalam menghadapi pandemi ini juga dimainkan oleh manusia yang tak berbeda jauh dari kita semua yang menyaksikannya. Kondisi sulit karena virus COVID-19 serta jadwal padat pertandingan klub dan negara seakan menjadi siksaan tersendiri bagi para pemain profesional serta keluarga mereka yang menunggu di rumah. Kita lihat sendiri bagaimana reaksi para pemain Denmark dan Finlandia serta bagaimana istri Eriksen nampak hancur saat harus ditenangkan oleh Kjaer dan Schmeichel. Kjaer sebagai sahabat dekat Eriksen pun sampai harus digantikan di menit ke-60 karena kondisi mentalnya yang sungguh terpengaruh. Hjulmand sendiri tak yakin bagaimana Kjaer bisa kembali ke kondisi terbaiknya pada turnamen singkat seperti ini.

Bintang sepakbola adalah sosok yang terkadang memang bisa tampil bak seorang pahlawan super dalam beberapa situasi tertentu. Aksi mereka bahkan tanpa disadari seringkali menyelamatkan banyak nyawa meski secara tidak langsung. Namun Piala Eropa kali ini kembali mengingatkan kita bahwa mereka juga hanyalah manusia biasa. Mereka punya batasan yang terkadang kasat mata dan mengancam keselamatan diri mereka sendiri. Ekspektasi serta sorotan yang begitu gila juga bisa menjadi faktor yang perlahan mengikis kesehatan dan keselamatan mereka baik dari dalam maupun luar tubuh para pemain.

Jangan sampai tragedi Marc Vivien Foe dan Antonio Puerta kembali terulang. Semoga saja mereka menjadi yang terakhir dan kasus serupa yang menimpa Eriksen bisa menjadi teguran keras serta pembelajaran bagi semua insan yang mencintai dan masih ingin merayakan sepakbola dengan cara yang seharusnya.

Mari kita belajar untuk lebih memanusiakan para pesepakbola mulai detik ini juga.

Popular News

IMG_4202
Sabar/Reza Juara Spain Masters, Menang Dramatis Lawan Malaysia
31 March 2024
Sabar Karyaman Gutama/Mohammad Reza Pahlevi Isfahani berhasil menjuarai Spain Masters...
8
Duet Gia dan Megawati Pencetak Poin Red Sparks Musim Ini
31 March 2024
Giovanna Milana alias Gia menyatakan tidak ingin mengucapkan selamat tinggal pada...
navii
NAVI melaju ke final Copenhagen Major atas G2
31 March 2024
Natus Vincere muncul sebagai pemenang semifinal kedua PGL Major Copenhagen, mengamankan...
fz
FaZe mengalahkan Vitality untuk mendapatkan tempat terakhir Major
31 March 2024
FaZe menjadi grand finalis pertama PGL Major Copenhagen setelah mengalahkan Vitality...
Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter

SHARE THIS ARTICLE WITH FRIENDS

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on pinterest
Pinterest
Share on google
Google+

Leave a Comment

Your email address will not be published.