Kemenangan klub Liga One, Millwall 1-0 atas juara bertahan Liga Primer Inggris Leicester City dalam pertandingan Piala FA putaran kelima Sabtu (18/2) lalu itu, telah dinodia dengan keributan oleh penggemar tim tuan rumah dengan cara memasuki lapangan hijau.
Atas tindakan para penggemar tim tuan rumah, Millwall brpeluang besar dihadapkan dengan sanksi dari FA Inggris setelah Leicester City melakukn protes kepada FA termasuk ancaman dan kekerasan yang dialami oleh pendukung, staf dan pemain Leicester.
FA sendiri mengaku FA bakal melakukan penyelidikan atas hal tersebut usai pihak berwajib dilibatkan untuk ikut campur tangan ketika sekelompok pendukung Millwall berusaha mendekati pendukung Leicester City di tribun selatan selain diikuti saling lempar benda antara kedua pendukung.
Leicester sendiri mengaku bahwa para pemain mereka telah diludah dan diancam pada saat turun dari bus yang mengangkut mereka dan pada sesi pemanas. Selain itu, bus yang telah mengangkut rombongan juga turut dipecahkan.
Bos Leicester Claudio Ranieri menegaskan bahwa semua pemainnya turun lapangan dengan aman tetapi mengatakan ia menentang keras tindakan yang memalukan tersebut. Pelatih asal Italia itu menuduh para pendukung tim tuan rumah sangat berlebihan.
“Saya tidak suka kalau hal ini terjadi. Olahraga adalah olahraga. Millwall menunjukkan banyak karakter, keinginan lebih dan lebih di pertarungan dari kami.” kata Ranieri kepada media usai pertandingan.
Meski demikian, Ranieri mengaku ia sangat berharap para anak asuhnya terus berjuang meski menerlan kekalahan di klandang Millwall. “Ini sangat aneh. Musim lalu kami memenangkan gelar karena kami lebih ditentukan dari lawan. Kami akan berjuang sampai akhir dalam setiap pertandingan dan ini adalah apa yang saya ingin lihat lagi.
“Jadi sekarang saya akan berbicara lagi untuk pemain saya dan berkata ‘katakan pada saya, siapa yang ingin bertarung? Karena saya butuh prajurit dan para gladiator.
“Millwall memiliki satu kesempatan dan mereka mencetak gol karena ketika mereka bermain sepuluh melawan 11 mereka bermain lebih baik dari kami. Mereka semua pejuang yang sangat bagus.” tambah Ranieri.
Ranieri membantah bahwa keputusannya untuk membuat sepuluh perubahan pada timnya memiliki bantalan pada hasil yang didapat. “Kami membuat jumlah yang sama dari perubahan di babak terakhir,” kata Ranieri.
“Jika tim bermain baik, Anda tidak banyak berubah. Tetapi ketika Anda kehilangan permainan, Anda harus memberikan kesempatan untuk pemain lain untuk menunjukkan apa yang bisa mereka lakukan.” tutup pelatih asal Italia tersebut.