Mimpi buruk Italia benar-benar terjadi. Aleksandar Trajkovski menghukum timnas Italia yang tampil tanpa gigi di menit ke 91. Gol semata wayang pemain asal klub Al Fayha ini memastikan Italia gagal melaju ke edisi putaran final Piala Dunia 2 kali secara beruntun. Di tahun 2018, Italia juga menelan pil pahit setelah dijegal oleh Swedia di hadapan pendukung mereka sendiri.
Entah siapa yang harus disalahkan. Roberto Mancini yang tadinya disanjung bak pahlawan setelah membangkitkan Italia hingga keluar sebagai juara Eropa musim panas tahun lalu pun kini berubah menjadi seorang pesakitan. Secara permainan, Italia melakukan lebih dari 30 kali percobaan. Bahkan seharusnya Berardi bisa mencetak 2 gol untuk menyelesaikan laga. Italia bahkan tak membiarkan Makedonia Utara memegang kendali bola di dalam kotak penalti mereka. Ini adalah sebuah kegagalan yang spektakuler untuk tim dengan sejarah dan kualitas sebesar Italia. Gagal ke Piala Dunia dalam 2 edisi berarti melewatkan 4-8 tahun potensi terbaik beberapa pemain berbakat mereka dari panggung terbesar yang menjadi impian semua pesepakbola. Mengerikan.
Donnarumma yang penampilannya kian menurun setelah sebelumnya juga jadi kambing hitam atas kegagalan Paris Saint Germain melaju ke babak 8 besar Liga Champions kembali jadi sorotan. Ia harusnya bisa lebih baik dan cekatan dalam menghalau tendangan Trajkovski. Namun, jelas membebankan kesalahan ini pada Donnarumma terkesan tidak adil. Pengandaian akan selalu ada di tiap kekalahan yang terjadi.
Italia betul-betul perlu sebuah pembenahan. Hanya waktu yang bisa menjawab bagaimana dampak hal ini pada sepakbola Italia yang terus diguncang badai hebat beberapa tahun terakhir ini.