Mimpi Yang Berlanjut - Berita Olahraga | Betting Online | Kasino Online

Mimpi Yang Berlanjut

Sebuah malam yang akan membekas lama di dalam benak para pendukung Leicester City di seluruh dunia. Malam yang membawa mereka selangkah lebih maju untuk terus menghadapi laga-laga yang selama ini tidak pernah mereka bayangkan. Wes Morgan dan Marc Albrighton masing-masing mencetak 1 gol dan membawa Leicester melanjutkan mimpi mereka ke babak perdelapan final Liga Champions musim 2016/2017.

Leicester City hanya butuh menang dengan skor 1-0 setelah sebelumnya berhasil mencuri gol tandang di kandang Sevilla. Hanya saja bukan Leicester namanya jika mereka tidak menghadirkan drama ataupun kejutan yang membuat dunia tercengang. Sempat nyaris kebobolan di menit ke-4 melalui aksi Samir Nasri, Kasper Schmeichel dengan gemilang berhasil menghalau bola dan memperpanjang nyawa Leicester. Dan pada babak pertama Wes Morgan mencatatkan namanya dalam sejarah sebagai pemain berkebangsaan Jamaika pertama yang mencetak gol di ajang Liga Champions. King Power Stadium bersorak dan Leicester berhasil unggul 1 gol yang cukup untuk membawa mereka lolos ke babak delapan besar.

Di babak ke-2 drama nampaknya masih menyisakan klimaks yang membuat para pendukung di kedua belah pihak harus terus menahan nafas mereka. Meski tetap menguasai permainan, Sevilla yang memegang 73% penguasaan bola nyatanya harus kembali kebobolan di menit ke-54. Aksi Marc Albrighton seaakan menegaskan bahwa Leicester memang layak dan pantas untuk masuk ke jajaran 8 tim terbaik Eropa, bahkan dunia.

Meskipun Sevilla mampu terus memegang kendali permainan, namun strategi Craig Shakespeare yang menggantikan Claudio Ranieri nampak berbuah manis. Leicester bagaikan kembali menjadi Leicester di musim lalu yang berhasil menggondol pulang trofi Liga Inggris. Meski tetap bermain mengandalkan serangan balik, Shakespeare mengembalikan intensitas serta semangat yang selama ini nampak memudar dari kubu Leicester di musim ini. Para pemain Leicester bertahan sungguh baik dalam laga ini dengan memadukan penempatan posisi (intercept) serta tackle yang diimbangi oleh transisi dari bertahan ke menyerang dengan teramat baik. Hal ini menyulitkan Stevan Jovetic dan Samir Nasri untuk berkreasi di lapangan tengah dan mau tidak mau harus terus mengembangkan permainan melalui sisi sayap Sevilla.

Di saat para pemain Sevilla berusaha mengejar ketertinggalan mereka, Jamie Vardy tampil menambah bumbu drama dalam pertandingan ini. Diawali dengan dorongan dan (sepertinya) sebuah hinaan, Vardy berhasil memancing emosi Nasri dan membuat keduanya terlibat adu kepala. Disinilah Vardy beraksi seakan dirinya terhempas oleh dorongan yang sangat kuat. Wasit yang melihat hal tersebut memberikan kartu kuning kepada kedua pemain. Sayangnya, kartu kuning yang diterima Nasri adalah kartu kuningnya yang ke-2 malam itu. Nasri harus diusir keluar lapangan pertandingan. Sempat merasa tidak terima, Nasri terus berusaha menghampiri Vardy dan harus terus dilerai oleh para pemain dari kedua tim demi kelangsungan jalannya pertandingan. Tidak lama berselang, Jorge Sampaoli pun ikut diusir dari pinggir lapangan akibat emosinya yang meluap dan membuat wasit harus mengambil tindakan tersebut.

Belum, drama belum berhenti sampai disitu.

Di menit ke-80, wasit menunjuk titik putih setelah Kasper Schmeichel secara tidak sengaja melakukan pelanggaran di kotak penalti. Steven N’Zonzi menjadi eksekutor setelah sebelumnya di leg pertama Joaqin Correa yang maju sebagai sang eksekutor. Sevilla tahu bahwa 1 gol saja cukup membawa mereka masuk ke babak perpanjangan waktu.

N’Zonzi melangkah, menembak ke sisi kanan gawang, dan Schmeichel secara heroik kembali menggagalkan tendangan penalti Sevilla. Persis seperti apa yang ia lakukan di laga leg pertama 2 minggu silam. Sang ayah, Peter Schmeichel pun tertangkap kamera melompat kegirangan melihat aksi sang anak yang mengukir sejarah sebagai kiper pertama yang melakukan penyelamatan penalti dalam laga kandang serta tandang di ajang Liga Champions.

Para pemain Leicester pun mengerubungi Schmeichel dan mereka tahu bahwa benar mereka mampu melaju ke jajaran 8 tim terbaik bersama Barcelona, Real Madrid, Juventus, Bayern Muenchen, dan Borrusia Dortmund yang sudah melaju terlebih dahulu.

Di menit akhir Vardy berpeluang besar mencetak gol ketiga Leicester namun pada akhirnya malah membuang peluang emas tersebut. Kegagalan itu tertangkap kamera dan Vardy yang nampak begitu kesal malah memukul-mukul wajahnya tanda tidak percaya.

Peluit panjang pun ditiupkan dan drama harus diakhri.

Para pemain Leicester nampak tidak percaya pada pencapaian yang mereka raih dan mimpi merekapun terus berlanjut. Kini mereka boleh bangga karena mereka benar-benar memasuki jejeran tim elit Eropa yang mungkin tidak pernah mereka lihat dalam posisi sejajar.

Liga Champions Leicester yang sebenarnya akan segera dimulai saat menghadapi tim-tim veteran di babak perdelapan final. Setelah mengalahkan sang juara Liga Europa selama 3 musim berturut-turut, kini Leicester secara sah boleh bermimpi untuk melakukan pencapain yang lebih sensasional dibandingkan musim lalu.

Popular News

IMG_4202
Sabar/Reza Juara Spain Masters, Menang Dramatis Lawan Malaysia
31 March 2024
Sabar Karyaman Gutama/Mohammad Reza Pahlevi Isfahani berhasil menjuarai Spain Masters...
8
Duet Gia dan Megawati Pencetak Poin Red Sparks Musim Ini
31 March 2024
Giovanna Milana alias Gia menyatakan tidak ingin mengucapkan selamat tinggal pada...
navii
NAVI melaju ke final Copenhagen Major atas G2
31 March 2024
Natus Vincere muncul sebagai pemenang semifinal kedua PGL Major Copenhagen, mengamankan...
fz
FaZe mengalahkan Vitality untuk mendapatkan tempat terakhir Major
31 March 2024
FaZe menjadi grand finalis pertama PGL Major Copenhagen setelah mengalahkan Vitality...
Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter

SHARE THIS ARTICLE WITH FRIENDS

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on pinterest
Pinterest
Share on google
Google+

Leave a Comment

Your email address will not be published.