Musuh Terakhir & Terbesar Liverpool - Berita Olahraga | Betting Online | Kasino Online

Musuh Terakhir & Terbesar Liverpool

Pep Guardiola boleh berbicara panjang lebar mengenai cacat dari teknologi VAR maupun cacat kepemimpinan Michael Oliver. Namun, Pep sendiri pastinya sadar bahwa harus diakui, Klopp dan Liverpool layak keluar sebagai pemenang melihat cara bermain mereka di atas lapangan. Bersama Klopp, Liverpool kini layak jika ditasbihkan sebagai salah satu atau mungkin saja, tim terbaik di muka bumi.

Jika banyak orang termasuk Pep sendiri sempat mempopulerkan permainan cantik kaki ke kaki semenjak era Barcelona dan Spanyol di tahun 2008, kini Klopp berhasil memperlihatkan sepakbola efektif dengan bumbu motivasi dan relasi yang begitu kuat antar pelatih, pemain, sampai para suporter. Gegenpressing andalan Klopp pun terus berevolusi setelah kegagalan di beberapa laga penting Liverpool pada masa awal kepemimpinan Klopp. Laga menghadapi Sevill serta Real Madrid di babak final Europa League serta Liga Champions menjadi titik balik bagaimana Liverpool berubah menjadi tim yang begitu kuat serta padu.

Saat semua orang tahu bagaimana cara mematikan trio Firmino, Mane, dan Salah, kini Klopp membentuk satu duet baru yang pastinya kembali menaikkan level permainan Liverpool ke tingkatan berikutnya. Duet Robertson – TAA (Trent Alexander-Arnold) jadi dua sayap mematikan dengan senjata umpan silang serta mobilitas dan agresi yang tak terbendung. Kelemahan mereka dalam bertahan seakan sirna jika melihat bagaimana kedua pemain sayap ofensif ini mampu merubah cara bermain Liverpool yang seringkali begitu direct tanpa harus melewati para pemain tengah di lapangan. Dengan melakukan by pass di lini tengah, pemain seperti Wijnaldum, Henderson, serta Fabinho bisa leluasa melakukan pressing tinggi jika bola terebut di sepertiga akhir wilayah lawan. Pressing ketat dari ujung lapangan juga disokong oleh kehadiran lini pertahanan Liverpool yang memang jauh lebih kuat di bawah komando Virgin van Dijk dan Alisson Becker.

Musim ini, Liverpool tak terbendung di ajang Liga Primer dengan komposisi di atas. Tim besar dan tradisional seperti Manchester City, Manchester United, Arsenal, Chelsea, Spurs, hingga Leicester telah berhasil mereka langkahi. Jika bukan sekarang mereka finis sebagai juara, entah kapan lagi kesempatan dan momentum seperti ini akan datang. Musim ini adalah musim terbaik untuk Liverpool mengakhiri puasa mereka selama 30 tahun. Puasa yang sangat menyengsarakan dan bahkan tidak bisa terbayarkan andai mereka berhasil keluar sebagai raja Eropa secara beruntun di akhir musim.

Liverpool boleh berbangga hati namun harus kembali berkaca dan belajar dari kesalahan masa lalu. Kini Liverpool harus bisa mengalahkan musuh terakhir dan terbesar mereka yang seringkali jadi faktor gagalnya mereka finis di posisi tertinggi Liga Primer dalam beberapa kesempatan emas. Faktor tersebut adalah faktor diri mereka sendiri yang mungkin akan merasakan tekanan dari banyak pihak, terutama para awak media yang akan semakin menaruh perhatian khusus setiap kali Liverpool bertanding. Jangan sampai trauma akan kegagalan para pendahulu mereka jadi penghalang. Perjalanan masih cukup panjang dan banyak hal yang masih akan terjadi.

Ingat bahwa Liverpool akan menjalani laga di ajang Piala dunia antar klub sebentar lagi. Kedalaman skuad perlu diperhatikan. Jangan sampai kemungkinan cederanya beberapa pemain kunci menghapus segala momentum luar biasa yang sudah dibangun dengan susah payah. Beberapa pemain di posisi penyerang tengah, serta bek tengah dan kiri perlu mendapat suntikan tenaga baru di bursa transfer Januari 2020 mendatang. Tentu tidak ada salahnya bagi Liverpool untuk mengeluarkan sedikit uang demi menghapus dahaga 30 tahun yang selama ini menyiksa bukan? Bahkan, kegagalan di ajang lain selain Liga Primer nampak jadi hal yang termaafkan dengan mudah melihat peluang mereka musim ini.

Karena jika berhasil keluar sebagai yang terbaik di Liga Primer musim ini, Liverpool akan mendapatkan sebuah kebahagiaan serta pendapatan tambahan yang mungkin tak pernah mereka bayangkan selama ini.

Berhati – hatilah, nampaknya akhir jaman memang sudah semakin dikit.

Popular News

IMG_4202
Sabar/Reza Juara Spain Masters, Menang Dramatis Lawan Malaysia
31 March 2024
Sabar Karyaman Gutama/Mohammad Reza Pahlevi Isfahani berhasil menjuarai Spain Masters...
8
Duet Gia dan Megawati Pencetak Poin Red Sparks Musim Ini
31 March 2024
Giovanna Milana alias Gia menyatakan tidak ingin mengucapkan selamat tinggal pada...
navii
NAVI melaju ke final Copenhagen Major atas G2
31 March 2024
Natus Vincere muncul sebagai pemenang semifinal kedua PGL Major Copenhagen, mengamankan...
fz
FaZe mengalahkan Vitality untuk mendapatkan tempat terakhir Major
31 March 2024
FaZe menjadi grand finalis pertama PGL Major Copenhagen setelah mengalahkan Vitality...
Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter

SHARE THIS ARTICLE WITH FRIENDS

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on pinterest
Pinterest
Share on google
Google+

Leave a Comment

Your email address will not be published.