Sebagai salah satu pilar utama AS Monaco dalam menjalani musim 2016/2017 yang luar biasa, nama Bernardo Silva menjadi yang pertama meninggalkan tim juara Ligue 1 Perancis tersebut pada musim depan. Bernardo Silva resmi dilego ke Manchester City dengan angka 43,6 juta Poundsterling.
Sering disebut sebagai “the next Rui Costa”, Silva merupakan sosok pemain yang memang memiliki kriteria sebagai pemain kesukaan Guardiola. Guardiola selalu mengagungkan pemain dengan otak sepakbola yang memiliki intelijen tinggi alias pintar. Lihat saja bagaimana Guardiola mengagungkan pemain asuhannya terdahulu seperti Phillip Lahm dan Xabi Alonso.
Silva yang bulan Agustus nanti baru akan berusia 23 tahun memang merupakan sosok pemain yang berbeda. Dengan gaji yang tinggi sebagai seorang pesepakbola, Silva hanya tinggal di sebuah apartmen kecil dan mengatur keuangannya secara sangat sederhana. Tidak ada mobil mewah, mansion bak istana, ataupun kehebohan lainnya dari seorang pesepakbola terkenal dan sukses. Ia merupakan sosok anti-thesis dari gaya hidup pesepakbola masa kini yang bergelimang harta dan popularitas.
Dalam sepakbolanya, Silva begitu cerdas mengatur ritme pertandingan dari lapangan tengah. Merupakan sosok yang “versatile” alias bisa bermain di banyak posisi, Silva memiliki kriteria permainan yang tidak jauh berbeda dari Silva lainnya di Manchester City yaitu David Silva. Melihat usia David Silva yang sudah menginjak angka 31 tahun, maka kehadiran Bernardo Silva bisa menjadi sosok penerus kinerja Silva terdahulu di Etihad Stadium. Mereka bahkan memiliki latar profil yang sama, kepribadian yang sama, kaki kiri dominan yang sama, tipe permainan yang sama, bahkan hingga tinggi badan yang sama (173 cm).
Bernardo Silva memang merupakan salah satu komoditas panas tim-tim Eropa musim ini. Penampilannya dinilai sangat tinggi baik oleh rekan setim maupun lawan-lawannya selama ini. Silva dianggap memiliki visi permainan yang begitu tinggi hingga mampu membuatnya bisa melihat arah permainan sedikit lebih ke depan dibanding pemain lainnya. Ia mampu melihat ruang, passing, serta gerak lingkup rekan setimnya dengan sangat teramat baik.
Dirinya bukan hanya mampu tampil baik dalam beberapa pertandingan musim ini namun selalu tampil konsisten sebagai nyawa dari AS Monaco yang musim ini mampu menghentikan dominasi Paris Saint German di Ligue 1 serta menjadi tim kuda hitam hingga babak semifinal di ajang Liga Champions UEFA. Ia juga mencetak gol dan assists dalam beberapa pertandingan penting musim ini seperti kala menghadapi PSG, Marseille, dan juga Manchester City tim barunya musim depan.
Silva tahu kapan ia harus bermain dengan tempo cepat, dan kapan ia harus memperlambat alur tempo permainan demi kebaikan tim. Ia bukanlah pemain dengan gerakan paling cepat, namun, ia selalu menjadi pemain yang berpikir paling cepat baik saat memegang bola ataupun tidak. Bahkan ia dijuluki si “permen karet” oleh rekan setimnya di Monaco, Benjamin Mendy. “Ia begitu lihai dalam mengolah bola dan saya rela membayar sejumlah uang untuk menyaksikannya bermain. Silva melakukan banyak hal luar biasa bahkan pada saat latihan. Kami selalu merasa bahwa ia akan kehilangan bola di kakinya saat kenyataannya bola malah semakin meresap ke dalam kakinya. Kami bahkan sering kebingungan bagaimana ia mampu melakukannya. Ia bagaikan seorang peri dalam tim kami. Kami sering menyebutnya demikian karena bentuk kupingnya yang lucu,” ujar Mendy sambil tertawa.
Selain jago mengolah bola, Silva juga terkenal kalem di dalam maupun luar lapangan. “Ia selalu berusaha bergerak lebih cepat dan berpikir jauh lebih cepat lagi untuk mampu memenangkan duel di lapangan tengah. Silva sadar bahwa fisiknya akan sulit untuk beradu dengan pemain besar lainnya hingga apa yang ia lakukan adalah mengasah otak serta tekniknya dalam mengolah bola serta mengatur ritme permainan,. ia selalu berada 2-3 langkah di depan pemain lainnya,” ujar Pepa, pelatih Silva di tim Benfica U-17.
Meski tahun lalu gagal membela Portugal yang menjuarai Piala Eropa 2016 karena cedera, kini Silva mampu membuktikan bahwa ia layak menjadi harapan baru bagi sepakbola Portugal di hari esok. Dan berbicara tentang faktor untung rugi, meski meraih uang yang cukup besar hasil penjualan Silva, Monaco akan mengalami kerugian yang merupakan keuntungan baru bagi Manchester City di musim depan.