Penundaan Olimpiade Tokyo berdampak pada persiapan ganda campuran Indonesia, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti.
Seperti yang diketahui, Olimpiade Tokyo yang semula akan digelar tahun ini diundur hingga musim panas 2021 karena wabah virus corona.
Pengurus Besar Persatuan Bulu Tangkis Indonesia (PB PBSI) harus membangun kembali persiapan Praveen/Melati dari awal lagi untuk menghadapi Olimpiade Tokyo 2020 tahun depan.
Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PB PBSI Susi Susanti mengatakan banyaknya penundaan turnamen kemungkinan akan membuat semangat pebulutangkis nasional menurun.
Hal itu cukup disayangkan, mengingat Praveen/Melati sebelumnya sempat berada di performa bagus dengan menjuarai All England 2020 pada Maret lalu.
“Misalnya Praveen/Melati, kemarin setelah menang All England, kalau Olimpiade digelar tahun ini kesempatan sangat besar. Tapi karena turnamen mundur, mereka harus mengulang lagi dong persiapannya dari bawah,” ujar Susi.
Merespons situasi ini, PBSI pun memiliki rencana untuk mempersiapkan ganda campuran penghuni peringkat keempat dunia versi BWF tersebut. Maka dari itu, PBSI punya PR baru untuk mempersiapkan program tambahan bagi Praveen/Melati dkk demi mengembalikan performa, semangat, dan kepercayaan diri mereka saat menghadapi turnamen berikutnya hingga Olimpiade.
Perencanaan tim pembinaan dan prestasi (binpres) serta pelatih menilai para atlet seharusnya tengah berada di performa puncak pada Agustus nanti, tepat saat Olimpiade berlangsung.
Namun akibat ditundanya Olimpiade serta seluruh turnamen bulu tangkis lainnya, bukan tidak mungkin para atlet harus bertarung dengan mental dan suasana hati yang menurun. Bahkan, bisa saja juga kehilangan gairah untuk bertanding.
“Nah ini yang jadi PR, bagaimana menjaga semangat, mood, bukan cuma performa, tapi juga konsistensi dan kepercayaan dirinya mereka. Serta semangat mereka bahwa di Olimpiade nanti harus di puncak performa mereka yang teratas. Itu yang harus dibangun dari awal lagi,” kata Susi menjelaskan.
Jeda kompetisi saat ini juga dinilai Susi sangat berpengaruh signifikan bukan hanya terhadap mental para atlet, tapi juga peta kekuatan yang bisa saja berubah di tahun depan.
Pandemi COVID-19 yang melanda hampir seluruh negara di dunia telah membuat seluruh kejuaraan bulu tangkis mengalami penundaan maupun pembatalan.
Hingga saat ini, Federasi Bulu Tangkis Internasional (BWF) belum memberikan kepastian soal kelanjutan turnamen yang ditunda. Kecuali, hanya Thomas & Uber Cup yang sudah dipastikan bakal digelar pada 3-11 Oktober di Arrhus, Denmark.
Sumber foto: kompas.com