Promotor tinju Top Rank, Frank Warren, mengatakan pertarungan besar di antara Tyson Fury dengan Anthony Joshua tidak akan terjadi hingga akhir tahun 2020.
Pada awalnya Warren berharap bahwa pertarungan di antara juara WBO, WBA, IBF, dan IBO Joshua 23-1-0, 21 KO dengan juara WBC Fury 30-0-1, 21 KO dapat dilaksanakan pada bulan Desember ini. Tapi pertarungan tersebut tidak akan terjadi mengingat krisis virus corona tengah melanda di seluruh dunia.
Fury berencana akn menghadapi Deontay Wilder (42-1-1, 41 KO) dalam pertarungan trilogi pada 18 Juli mendatang di Las Vegas. Namun pertarungan tersebut telah ditunda hingga Oktober.
Sementara Joshua dijadwalkan untuk mempertahankan gelar kelas berat miliknya melawan penantang wajibnya, Kubrat Pulev (28-1-0, 14 KO), pada 20 Juni, tapi lagi-lagi pertarungan ini bisa ditunda hingga 25 Juli.
“Ini akan menunda pertarungan dengan Joshua hingga Februari 2021 jika itu yang terjadi. Mereka memblokir Vegas dan komisi berkata: Jangan bertarung!” kata Warren.
“Kami perlu waktu untuk melawan Wilder demi keadilan dalam hal promosi, dan itu tidak akan sampai musim gugur. Masalah yang kami miliki adalah kamp pelatihan. Jika mereka tidak dapat melakukan ini dengan cara yang tepat, mereka tidak dapat memiliki lawan di mana pun di dunia.” tambah Warren.
Fury sukses merebut sabuk milik Wilder setelah menang secara KO di ronde ketujuh dalam pertarungan rematch. Peluang untuk megadakan pertarungan ketiga sangat memungkinkan bagi kedua petinju.
Sementara Joshua juga sukses merebut kembali seluruh sabuk kelas berat miliknya dari tangan Andy Ruiz Jr, pada akhir tahun lalu.
Dan cerita pertarungan kedua petinju kelas berat asal Inggris pun semakin hangat. Namun hingga detik ini belum ada pembahasan lebih lanjut mengenai pertarunagan tersebut.
“Para petinju juga perlu tanggal untuk sepenuhnya fokus. Mereka ingin berada di atas sesuai tanggal, jadi mereka perlu waktu untuk memulai pelatihan. Kami tidak bisa memberi mereka kepastian.” kata Warren.
“Ini merupakan pukulan besar ketika kami ingin hal itu dilakukan di musim panas, tetapi itulah yang terjadi. Seluruh negara berada di kapal yang sama, semuanya dalam mode siaga.” tambah Warren.
