Skeikh Mansour bisa dikatakan sosok penting yang memulai rivalitas panas tensi tinggi antara klub satu kota Manchester City dan Manchester United. Catatan sejarah jelas kontras sebelum City mendapatkan pemilik baru yang tajir melintir, Manchester City hanya berdiri di bawah bayang-bayang Manchester United. Apalagi di era Sir Alex Ferguson, Setan Merah benar-benar dominan.
Saat itu, MU bukan hanya perkasa di Liga Inggris, tapi juga Eropa. Salah satu prestasi terbaik Setan Merah adalah menyabet treble pada musim 1998/1999, dengan menjuarai Liga Inggris, Piala FA, dan Liga Champions.
Namun, kedatangkan Sheikh Mansour mengubah persaingan. City bukan lagi klub tetangga yang hanya memandangi kejayaan MU.
Bahkan, mereka sudah bisa mengusik MU pada era Sir Alex Ferguson. Fans Setan Merah pasti sulit melupakan kekalahan pahit mereka dari City pada pacuan gelar juara Liga Inggris 2011/2012.
Dalam sejarah persaingan panjang Manchester United dan Manchester City kerap terlontar beberapa ejekan dan sindiran panas dari kedua kubu.
Manajer Manchester United, Sir Alex Ferguson yang pertama kali melontarkan istilah “tetangga berisik” itu, tepatnya pada 2009. Saat itu, Ferguson mennyindir manuver The Citizen yang berfoya-foya membeli pemain setelah kedatangan pemilik baru, Sheikh Mansour.
Pemain bintang yang dibeli City antara lain Yaya Toure, David Silva dan Sergio Aguero. City bahkan membajak Carlos Tevez dari MU.
“Terkadang, Anda punya tetangga yang berisik. Anda tidak bisa berbuat apa pun soal itu. Mereka selalu berisik. Anda hanya harus terbiasa dengan itu, menyetel televisi dan mengatur suaranya sedikit lebih keras,” ujar Ferguson.
Selain itu, Ferguson juga pernah mengeluarkan komentar bernada nyelekit saat diwawancara pada 2008. Saat ditanya apakah Manchester United dapat dipecundangi tim sekotanya itu, Ferguson menjawab dengan pedas.
“Tidak terjadi seumur hidup saya,” kata Ferguson saat itu.
Jose Mourinho saat menjadi manajer Manchester United juga pernah melontarkan psywar ke Manchester City, tepatnya pada Desember 2017.
Saat itu, Mourinho menyebut keseimbangan The Citizen cukup lemah, sehingga akan jatuh jika terkena angin.
“Manchester City adalah tim yang baik, bertahan dengan baik. Mereka bereaksi dengan baik saat mereka kehilangan bola. Mereka memiliki dinamika yang baik dalam menyerang, mereka juga memiliki gerakan yang kreatis,” ujar Mourinho, seperti dikutip dari Manchester Evening News.
“Mereka memiliki permain yang sangat luar biasa. Mereka juga punya pelatih fantastis dan semua hal baik lainnya. Tapi jika Anda bertanya kepada saya satu hal yang membuat saya tidak menyukai mereka adalah tim itu tak memiliki keseimbangan yang baik. Sedikit angin saja sudah membuat mereka jatuh,” sambung Mourinho.
Manchester United pernah mengalami kekalahan pilu dari Manchester City pada musim 2011/2012, tepatnya pada 23 Oktober 2011. Saat itu, MU dipecundangi City 1-6 di kandang sendiri.
Mario Balotelli menyumbang dua gol pada laga tersebut. Dia juga menjadu pusat perhatian karena selebrasi ikoniknya.
Setelah mencetak gol, Mario Balotelli melepas jersey yang dipakai untuk menunjukkan tulisan di kaus dalamnya. Pemain kontroversial asal Italia itu memamerkan kaus bertuliskan ‘Why Always Me’.
Tulisan itu dipilih sendiri oleh Mario Balotelli, karena punya khusus. Namun, Mario Balotelli tak mau menyebut apa alasannya kepada publik.
“Saya mengenakan itu dengan banyak alasan, namun biarlah kepada semua orang yang mengartikannya, saya yakin mereka akan bisa paham maksud tulisan itu,” ucap Mario kepada The Sun.
Setelah meninggalkan Manchester City, Mario Balotelli masih mengikuti panasnya derbi Manchester. Dia melontarkan komentar menohok setelah City menang 3-1 atas MU pada 12 November 2018.
“Sekali biru, selalu biru,” tulis Balotelli, saat mengomentari foto Aguero di akun Instagram Manchester City.
“Manchester United LOL (tertawa keras) lagi dan lagi!” imbuh Balotelli. Tentunya sangat menarik untuk dinantikan laga panas yang akan tersaji beberapa saat lagi nanti.