Sepakbola Membanggakan Jerman dan Italia - Berita Olahraga | Betting Online | Kasino Online

Sepakbola Membanggakan Jerman dan Italia

Butuh waktu lebih dari 120 menit serta drama tendangan adu penalti yang luar biasa menegangkan bagi Jerman untuk mengakhiri kutukan mereka yang tidak pernah menang atas Italia dalam setiap turnamen resmi. Jerman berhak melaju ke babak semifinal dan menjadikan diri mereka favorit utama untuk memenangkan Piala Eropa 2016 kali ini.

Joachim Loew secara mengejutkan membangku cadangkan Julian Draxler yang sedang on fire dan menggunakan formasi 3-5-2 yang identik dengan formasi Italia selama ini di putaran final Piala Eropa. Alhasil, Italia berhasil dibuat kewalahan dengan taktik yang diterapkan Loew. Memang pada saat bertahan, Italia dan Jerman sama-sama menerapkan pola pressing kepada pemain yang memegang bola, namun pada saat menyerang, Jerman tetap berpegang teguh pada kebiasaan mereka membangun serangan melalui possesion footballnya, berbanding terbalik dengan Italia yang menggunakan taktik counter attack.

Memang tidak banyak peluang bersih yang terjadi pada babak pertama, namun kehati-hatian kedua belah pihak dalam menyerang dan bertahan membuat pertandingan kemarin diliputi ketegangan yang cukup tinggi. Buffon dan Neuer, kedua penjaga gawang terbaik dunia saat ini, lebih banyak berteriak mengatur baris pertahanan lawan sambil memperhatikan pergerakan lawan dari depan mulut gawang.

Baru pada menit ke 61, pergerakan melebar Jonas Hector mampu dimanfaatkan oleh Mario Gomez yang jeli melihat pergerakan wing back Jerman tersebut. Umpan tarik Hector mampu dimanfaatkan secara maksimal oleh Mesut Ozil untuk membawa Jerman unggul terlebih dahulu. Baru pada menit ke-78 Italia berhasil menyamakan kedudukan melalui titik putih setelah Jerome Boateng secara konyol melakukan handball di dalam area penalti Jerman. Bonucci yang secara mengejutkan maju sebagai eksekutor penalti melakukan tugasnya dengan sempurna dan membawa Italia menyamakan kedudukan 1-1.

Beberapa saat kemudian, Buffon menunjukkan pada dunia mengapa ia tetap layak digadang sebagai salah satu kiper terbaik di Eropa, bahkan dunia. Ozil yang dengan jeli memberikan umpan lambung kepada Gomez yang lolos dari jebakan offside harus gigit jari melihat bagaimana Buffon dengan refleksnya yang cepat dan sigap berhasil menepis heel kick dari Gomez.

Memang kegagalan Zaza, Pelle, Bonucci, Pelle, dan Darmian harus membuat Italia tersingkir lebih awal dari Piala Eropa tahun ini. Namun Buffon secara lapang dada masih sempat berkata bahwa Neuer adalah penjaga gawang yang lebih baik dibandingkan dirinya. Ia juga berkata bahwa adalah suatu penghinaan membandingkan Neuer dengan seorang penjaga gawang uzur berusia 38 tahun.

Conte berkata bahwa pemainnya telah memberikan semua yang mereka bisa pada pertandingan tersebut. Ia berujar bahwa kalah adu pinalti dari tim seperti Jerman bukanlah hal yang memalukan. Menurutnya kedua tim telah menunjukkan permainan yang penuh semangat, dedikasi, dan cinta pada negara masing-masing. Conte juga merasa bangga akan pengalaman luar biasa yang telah ia jalani bersama tim nasional Italia untuk terakhir kalinya. Pengalamannya membawa Italia berubah dari tim yang dipandang sebelah mata menjadi sebuah tim yang ditakuti dan dihormati lawan adalah sebuah kebanggan yang tidak terkira.

“Sang juara dunia mengubah sistem permainan mereka demi melawan kami dan itu adalah sesuatu yang jujur membuat kami pantas merasa terhormat”, Conte menambahkan.

Buffon memang harus rela mengubur impiannya hingga terisak haru pada akhir pertandingan, namun baik Italia maupun Jerman rasanya pantas berbangga hati setelah menyuguhkan pertandingan yang membanggakan olahraga sepakbola di mata dunia.

CmZFNZPWgAIQNuv

 

Popular News

IMG_4202
Sabar/Reza Juara Spain Masters, Menang Dramatis Lawan Malaysia
31 March 2024
Sabar Karyaman Gutama/Mohammad Reza Pahlevi Isfahani berhasil menjuarai Spain Masters...
8
Duet Gia dan Megawati Pencetak Poin Red Sparks Musim Ini
31 March 2024
Giovanna Milana alias Gia menyatakan tidak ingin mengucapkan selamat tinggal pada...
navii
NAVI melaju ke final Copenhagen Major atas G2
31 March 2024
Natus Vincere muncul sebagai pemenang semifinal kedua PGL Major Copenhagen, mengamankan...
fz
FaZe mengalahkan Vitality untuk mendapatkan tempat terakhir Major
31 March 2024
FaZe menjadi grand finalis pertama PGL Major Copenhagen setelah mengalahkan Vitality...
Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter

SHARE THIS ARTICLE WITH FRIENDS

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on pinterest
Pinterest
Share on google
Google+

Leave a Comment

Your email address will not be published.