Pada zamannya, ia adalah seorang bintang besar NBA. Kemampuannya dalam hal menyerang, baik itu menerobos ke area pertahanan maupun dari belakang garis 3 angka, telah membuat para lawan menjadi gentar. Bahkan aksi slam dunk-nya yang begitu kuat acapkali memukau seluruh penonton yang hadir. Ya, dia adalah Tracy McGrady, atau yang biasa disebut dengan T-Mac.
Sejak tim Toronto Raptors memilihnya di urutan ke 9 pada perhelatan NBA Draft 1997, McGrady memang sudah digadang-gadang bakal menjadi bintang besar di masa depan. Kendati sukses meloloskan Raptors ke babak playoffs di tahun 2000, tetapi pria yang lahir di kota Bartow ini memutuskan untuk menandatangani kontrak dengan tim Orlando Magic di musim berikutnya.
Di kampung halamannya itu, kinerja McGrady bisa dikatakan amat cemerlang. Ia berhasil merengkuh gelar Most Improved Player di tahun 2001, masuk ke dalam All-NBA Team, dan terpilih untuk bermain di pertandingan All-Stars secara berturut-turut. Hanya saja disana ia cuma mampu bertahan selama 4 musim, sebelum akhirnya berlabuh di negara bagian Texas.
Saat membela tim Houston Rockets, penampilan dari ayah 4 orang anak tersebut sejatinya cukup baik. Namun, cedera yang datang silih berganti membuat performanya menjadi tidak maksimal. Kemudian, ia-pun sempat bergabung bersama dengan tim New York Knicks, Detroit Pistons, Atlanta Hawks, Qingdao DoubleStar Eagles (Cina), serta San Antonio Spurs. Lantas di pertengahan tahun 2013, McGrady mengambil keputusan untuk gantung sepatu.
Walaupun ia tidak pernah mencicipi gelar juara NBA, tetapi karir T-Mac akan selalu dikenang oleh para pecinta bola basket NBA. Sebagai bukti pada tanggal 9 September kemarin, nama McGrady dimasukan ke dalam Naismith Memorial Basketball Hall of Fame.
